Saturday 17 August 2013

Breathing


Author            : Oh EKRiRyeo (EKRi Hope Angel)
Title                : Breathing
Genre              : Romance
Length            : Oneshoot
Main Cast       :
*   Do Kyung Soo
*   Kim Min Soo (OC)
Rating             : T


Saengil Chukkae hamnida~ Apa kau bisa mendengarku? Saengil Chukkaeyo~~”
-        Do Kyung Soo

Do Kyung Soo POV
            Aku tatap wajah cantiknya lekat yang sedang berbaring di kamar ini. Dua tahun sudah ia hanya bisa menutup matanya di tempat ini. Selama itu pula aku menunggunya untuk terbangun dan menatap kedua bola mataku. Harapanku itu tidak akan pupus selama jantungku masih berdetak mengikuti waktu yang terus berganti setiap saatnya.
            Malaikat manis, cantik, dan wajahnya yang pucat sering kali membuatku mengingat setiap detik yang kulewati bersamanya. Semua cerita yang dulu kita urai bersama berdua. Yang tidak ada bosannya, kami hanya duduk di taman, bercengkerama dan bercerita basa-basi. Waktu itu juga, diantara kita tidak ada yang tahu caranya bersikap manis. Sikap dingin, itu kesan yang terlihat ketika kita bercengkerama berdua. Tapi aku akan selalu merindukan itu.
            Perlahan, satu per satu air mata bergulir keluar tidak bisa kukendalikan. Ini sudah yang kesekian juta, mata ini mengeluarkan air mata ini. Dua tahun ini, selama aku menunggumu aku hanya bisa menderai tangis. Tanpa ada yang bisa menghentikan air mata ini, aku selalu menatapmu yang masih terbaring lemah.
            Sekali lagi kumelihat alat pernapasan yang terpasang di wajahnya, lagi-lagi aku menyalahkan diriku sendiri. Aku berdiri di pojok ruangan dan aku terus memukulkan tanganku ke tembok putih itu. masa bodoh tanganku sakit, mungkin ini cara terbaik agar dia bisa terbangun. Terbangun dan mengetahui, aku selalu berusaha membayar kesalahanku.
            Dua tahun lalu sebelum ia terbaring lemah di ruangan ini, aku mengajaknya untuk merayakan ulang tahunnya yang kelima belas. Kami hanya berjalan berdua mengelilingi namsan tower, bergenggaman tangan berdua tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari mulut kita. Bibir kita seolah tergembok sangat kencang, jadi semua usaha kita untuk membukanya, gagal begitu saja.
            Setelah kita asyik berkeliling, kita berakhir di sebuah kedai kopi di pinggir jalan. Tapi bodohnya aku, aku meninggalkan hadiah yang kusiapkan untuknya di dalam mobil. Mungkin kau waktu itu ingin mendatangiku yang sudah membawa bunga mawar putih yang kau sukai, kau langsung melangkahkan kakimu tanpa melihat lampu penyebrangan. Saat itu pula, bus datang dari samping kirimu. Dan kecelakaanpun tak bisa terhindarkan, dan akhirnya kaupun terbaring lemah di sini.
            Kupukulkan tanganku ke tembok lagi. Sakit memang, tapi aku seolah mati rasa. Aku masih saja memukulkan tanganku hingga tangan ini memerah. Pintu kamar itu terbuka oleh tangan dokter Han. Dokter yang menangani Min Soo – malaikatku -  itu menatapku aneh. Sekarang ia menatap tanganku yang sudah memerah, karena tatapannya itu aku menyembunyikan tanganku di balik badanku.
            “ YA! Do Kyung Soo, apa yang kau lakukan dengan tanganmu?” Dokter Han malah berteriak ketika aku gagal menutupi tanganku.
            “ Aniyo~ aku, aku, aku hanya...” aku kikuk karena dia yang terus menatapku memintaku memperlihatkan tangan merah ini.
            Dia menggenggam tanganku dan memberikan obat pereda sakit. Ya, itu yang selalu ia lakukan ketika aku sudah memukul-mukulkan tanganku. Dokter Han, teman terbaikku yang selalu membantuku. Walaupun dia wanita, dia tidak akan pernah serapuh aku. Dokter Han sudah kehilangan suaminya beberapa bulan yang lalu. Tapi ia tidak pernah merasa kehilangan, karena baginya suaminya itu masih ada di sisinya.
            “ Kyung Soo-ya, apa dengan seperti ini Min Soo bisa bangun? Bisa menatapmu lagi? Apa dia senang jika kau rapuh? Eoh?” Dokter Han menatapku segenap. “ Janganlah seperti ini~” ia melanjutkan dan melangkahkan kakinya untuk memeriksa keadaan Min Soo.
            Wajah dokter Han tampak bingung. Berulang kali ia menyimpan stetoskop itu di dada Min Soo, berulang kali pula ia menatap monitor yang masih menunjukan detak jantungnya yang masih berdetak.
            Dokter Han berjalan keluar kamar dengan tergesa-gesa. akupun ikut bingung menatap dokter Han yang sangat panik itu. Aku menatap Min Soo, jari-jari tangannya sudah kaku dan sedikit membiru. Aku hampir menumpahkan air mataku lagi, kugenggam erat tangan Min Soo dan terus berdo’a yang terbaik untuknya. Tangannya dingin, membuat air mataku terus menerus bergulir.
            Dokter Han membawa pasukan dokter yang siap menangani Min Soo. Aku malah menangis semakin parah karena melihatnya. Aku makin menggenggam erat tangan Min Soo, aku, aku terlalu takut kehilangan Min Soo.
            “ Kyung Soo-ya, keluarlah dulu~ kami akan menanganinya sebaik mungkin~” Dokter Han menarikku keluar.
            “ Han Min Zy, jangan biarkan aku sendiri tanpa Min Soo~” Aku terduduk lemah.
            “ Arraseo~” Dokter Han memasuki ruangan lagi.
            Aku menatap tembok tak berarti. Aku tidak bisa membayangkan hidupku nanti, Min Soo tidak mungkin meninggalkanku. Tidak, dia tidak boleh pergi. Tidak! Dia harus selalu bersamaku.

>> 3 Hours Later <<

            Dokter Han dan dokter-dokter lainnya keluar ruangan dengan tatapan kecewa. Aku sudah bisa menduga apa yang terjadi. Mereka gagal menangani Min Soo. Aku menangis sejadinya, aku benar-benar mengeluarkan air mata.
            “ Kyung Soo-ya! YA! Tenangkan dirimu~ dengarkan penjelasan kami~” Dokter Han menatapku khawatir. “ Min Soo, dia tidak mungkin bisa merasakan dunia lagi. Detak jantugnya berdetak, maksudku monitor detak jantung itu sebenarnya membaca detak jantungmu~” Dokter Han menghembuskan napasnya lagi.
            Aku hanya menatap manik matanya, dan aku benar-benar menangis lagi. Min Soo tidak akan pernah meninggalkanku. “ Han Min Zy, biarkan dia di sini sampai pukul dua belas malam nanti~ Kita harus merayakan ulang tahunnya~ Jebal~” Aku menangis.
            “ ne~” Dokter Han tersenyum kecil menatapku.

>> 00.00 KST <<
            Aku menggenggam tangan Min Soo yang sangat dingin. Aku mengusap-usap pelan rambut Min Soo. Pucat, seluruh wajahnya pucat.
            “ Saengil Chukkae Hamnida~ Apa kau bisa mendengarku? Saengil Chukkaeyo~” Aku berbisik pelan di telinganya.
            Aku malah mengeluarkan air mata lagi setelah mengucapkannya, aku semakin tidak bisa melepaskannya. Air mataku terjatuh di dadanya yang sudah tidak bergerak lagi.
            Tiba-tiba jemari tangannya bergerak perlahan. Sekarang tangannya sudah menggenggam tanganku yang menatapnya penuh harap.
            “ Oppa~ Gomawo~~” Ucapnya sangat pelan. “ Terima kasih, karena bantuanmu aku bisa keluar dari belenggu yang sangat kuat itu~ Gomawo~” aku sudah tidak bisa menahan rasa senangku, jadi aku langsung berhambur memeluknya.

~~> FIN <~~

No comments:

Post a Comment