This Love
Author : JongYi Hope Angel
Title : This Love
Genre : Romance-sad
Length : Oneshoot
Main Cast :
o
Jung Hoseok
o
Yoon Ka Young
Other Cast :
o
Sung Seol Li
Rating : T
Disclaimer : wanna copast? Just take it out with full
credit! Do you know inspiration isn’t
come easily! Thanks^^
“ Bahuku selalu siap menjadi
tumpuan rasa sedihmu walaupun aku tidak bisa bertumpu di bahumu~” – Yoon Ka
Young
Yoon Ka Young POV
Aku mengusap pelan rambut
namja yang masih berseragam itu. namja yang masih duduk di kelas SMU, yang
memang sangat dekat denganku. Entahlah, apa yang terjadi dengannya sehingga
selalu ingin dekat bersamaku.
Aku dan dia, entah
hubungan yang kami jalin ini. Tapi yang aku tahu, setiap kali bersamanya aku
akan merasa nyaman, jantungku seolah terus memompa darah sangat cepat, dunia
berasa berputar sangat cepat. Aku tak yakin, anak ini juga merasakan hal yang
sama denganku ataupun tidak.
Headset yang memak sejak
tadi sudah dipasang di telingaku dan juga telinganya. Walaupun aku kurang
menyukai lagu ini, tapi dia bilang lagu ini selalu membuatnya bisa tertidur
pulas. Tertidur seperti merasakan pelukan dari ibunya. Ibunya yang telah lama
meninggalkannya.
“ Noona.” Panggilnya
ketika matanya terbuka.
“ Wae? Ada sesuatu yang
mengganggumu?” Tanyaku merapikan poninya yang masih terus menutupi matanya.
“ Apa kau mempunyai
seorang namja yang sangat kaucintai?” Dia malah balik bertanya sambil tersenyum
manis.
Tampan. Itu yang pertama kali terlintas di pikiranku. Wajahnya
sangat tampan seperti seorang malaikat yang memang turun untuk membuatku
senang.
“ memang kenapa?” Aku
membalas senyumannya.
“ Namja itu sangat
beruntung bisa memilikimu.” Jawabnya. “ Tapi aku cemburu dengan namja itu,
siapa dia?” lanjutnya masih tidak terbangun dari pangkuanku.
“ Siapa dia? Itu Kau Jung
Hoseok.” Tuturku menyentuh hidungnya.
Aku tertawa melihat
tingkahnya yang sangat manis di mataku. Aku selalu berharap dia adalah namja
yang akan berdiri denganku di atas altar nanti. dan aku selalu berdoa, walaupun
itu waktu sekalipun, aku tak ingin terpisahkan dengannya. Berharap sekali
bukan? Aku tahu, tapi apa salahnya jika aku mengharapkannya.
“ Noona-ya, bagaimana rasanya jatuh cinta?” Tanyanya mengelus
tanganku yang masih mengelus pipinya.
Ingin sekali aku menjawab
jatuh cinta itu perasaan yang selalu muncul ketika aku bersamamu. Ketika kau
bermanja-manja seperti ini, ketika kau berkata tidak ingin meninggalkan setiap
detikpun tidak bersamaku, segalanya tentangmu, itu jatuh cinta. Tapi sayang,
selama ini yang kau tahu aku adalah seorang kakak yang siap menjadi tumpuan
adiknya.
Walaupun umurku hanya
berbeda satu tahun dengannya, aku tidak ingin dianggap noona olehnya. Aku ingin
lebih, sudah terlalu lama aku memendam rasa ini sendiri. Kalaupun aku ingin
bercerita padamu, kurasa kau tidak akan mampu mendengarnya.
“ Noona-ya, jawab aku.”
Dengusnya kecil.
“Jatuh cinta itu,
jantungmu serasa akan terlepas dari tempatnya. Ketika kau menatap orang itu,
duniamu terasa jungkir balik. Ketika kau menggenggam tangannya, detik waktupun
terasa tidak berjalan.” Jelasku panjang lebar. Sebenarnya aku sedang
menceritakan saat-saat aku bersama Hoseok.
“ Sepertinya aku merasakan
apa yang kau katakan tadi.” Dia langsung terbangun dari pangkuanku.
“ Ne? Dengan siapa kau
merasakan jatuh cinta?” aku berdoa itu adalah aku.
“ Sung Seol Li.”
Jawabannya singkat, tapi kata-kata itu membuatku ingin menangis sendiri.
Jadi selama ini rasaku
tidak sampai juga padamu. Haruskah aku berlari dan bersembunyi? Bersembunyi dan
menutupi segala perasaan yang semakin hari semakin menutupi hati yang kosong
ini.
Atau aku harus berteriak
di atas jurang sana? Meminta angin untuk menyampaikan setiap untaian kata
yang aku keluarkan kepada orang-orang di
dunia ini.
“ waktu itu kali pertama
aku merasakan ini. Di perpustakaan berdua. Tatapannya membuat waktuku terasa
berhenti. Bahkan oksigen tidak sampai ke dalam paru-paruku. Apa itu jatuh
cinta, Noona?” Dia terus menceritakan perasaannya yang membuatku benar-benar
ingin menitikan air mata.
“ Iya, itu jatuh cinta.” Jawabku
singkat dengan suara yang sangat bergetar.
“ Apa aku harus
memilikinya?” Tanyanya lagi.
Pertanyaannya kali ini
bagaikan tombak yang menusuk tepat di tempatnya. Air mataku keluar, air mata
ini keluar tepat di hadapan Hoseok. Aku tidak bisa menahan air mataku sama
sekali.
“ Noona, gwaenchana?” Dia
bertanya lagi sambil mengelus pipiku yang memang sudah basah dengan air mata. “
Mianhae. Maafkan aku jika pertanyaan itu menyinggung perasaanmu.” Lanjutnya
masih terus mengelus pipiku.
“ gwaenchana. Ini sudah
sore, paman akan mencarimu. Aku juga harus melanjutkan pekerjaanku.” Aku
tersenyum singkat. “ Aku pergi.” Aku langsung berjalan meninggalkannya
sendirian.
Sung Seol Li, kau yeoja
yang beruntung bisa memiliki Hoseok. Sung Seol Li jagalah Hoseok, jaga
perasaannya, jaga jiwanya, jagalah dia
dengan penuh kasih sayang. Aku serahkan Hoseok padamu, walau aku tak tahu kau
yeoja yang pantas untuknya atau tidak.
Aku masih terus bekerja di
depan mesin uang ini, meskipun sedari tadi pekerjaanku tidaklah benar. Kalau
tidak salah memberikan uang kembali, aku salah memberikan roti, atau aku tidak
memberikannya bon melainkan tisu yang kugunakan untuk membersihkan air mataku.
“ Young-ssi, pulanglah.
Sepertinya kau sakit, aku yang akan menangani ini.” Tawar Suga ramah.
“ Ah, ani.” Aku berbohong.
“ Pulanglah, aku tahu
bagaimana kau itu. tenang saja, pekerjaanmu aku yang tangani. Ka!” Usirnya
dengan meulut sedikit mengerucut.
Aku mengangguk lalu
mengambil tasku. Aku pulang dengan jalan sedikit sempoyongan. Kenapa aku
pusing? Ini terlalu mendadak. Aku tak mungkin ke dokter sekarang, mungkin
penyakitnya belum terdeteksi.
Akhirnya aku terus
berjalan pulang meskipun agak sedikit gontai dan penglihatanku agak kabur.
“ Astaga, ada apa dengan
orang ini?” aku masih bisa mendengar seseorang berteriak.
Jung Hoseok POV
Aku sebal dengan sifat
paman yang aneh itu. jika bukan karena nilaiku yang jelek, mana mau aku pergi
ke tempat les semalam ini. Tapi kalau diingat sekali lagi, Seol Li juga les di
tempatku. Syukur-syukur aku bisa bertemu dengannya.
Aku bingung sendiri
melihat orang-orang yang berlari. Sepertinya ada sesuatu yang aneh di depanku. Feeling-kupun sangat mengganggu. Ada apa
ini? Aku ikut penasaran dan berlari melihat orang yang ada di depanku.
“ Noona?” aku bertanya
sendiri ketika Young Noona terjatuh di depanku.
“ Dia noonamu?” tanya
seseorang dari dalam tokonya.
“ ah, ne.” Aku merundukan
badanku.
Ya, bagiku Young adalah
Noonaku. Noona yang bisa mendengar setiap curahan hati adiknya. Yang dengan
setia duduk di sampingku ketika aku menangis. Walau kutahu, dia bukan Noonaku
yang sesungguhnya.
“ Cepat bawa dia pulang.
Sepertinya dia sangat kelelahan.” Ucap orang tadi.
“ Ah ne, gomapseumnida.”
Aku langsung berusaha menggendong Young.
Badannya cukup berat, jadi
aku menggendongnya di belakang. Aku merasa seperti di drama-drama yang aku
tonton. Dan ini gila, aku melihat Seol Li sedang berjalan menuju tempat les
juga.
“ Seol Li-ssi.” Panggilku
menyadarkan lamunannya.
“ Hoseok-ssi?” jawabnya
menatap Young. “ siapa dia?” dia bertanya dengan senyuman yang sedikit
memancar.
“ Dia Young Noona. Dia tak
sadarkan diri.” Aku tersenyum.
Yoon Ka Young POV
Aku menatap gadis yang
berdiri di samping Hoseok. Meskipun aku masih berpura-pura pingsan, aku masih
bisa mendengar dan melihat siapa gadis itu. dia Seol Li, gadis manis yang
membuat Hoseok ‘jatuh cinta’.
“ Bisakah kau bicara pada
Oh sonsaengnim? Aku harus izin hari ini.” Pinta Hoseok.
“ Wae?” tanyanya lagi.
“ Aku harus menjaga
Noona.” Jawabnya.
“ Aku akan bicara
padanya.” Lanjutnya lagi.
“ Hmmm, hari Minggu nanti,
bisakah kita jalan bersama?” Ucap Hoseok menambahkan.
“ Ne. Kutunggu di taman
kota.” Jawabnya, dibalik sini terlihat dia berjalan menjauhi Hoseok.
Mendengarnya saja hatiku
serasa ditimpa oleh bebatuan bertubi-tubi. Dan entahlah, sebenarnya ada apa
denganku ini.
“ Noona, apa kau bisa
mendengarku sekarang?” tanyanya sambil terus berjalan menggendongku. “ Apa
tindakanku benar? Harus kuakui aku benar-benar jatuh cinta dengannya. Noona,
maukah kau membantuku?” Lanjutnya sambil terus menggendongku.
Kau tahu bagaimana
keadaanku sekarang? Aku menangis. Aku menangis di balik bahunya. Hati ini, jiwa
ini, semuanya, terasa akan terlepas dari tempatnya. Aku takut, sangat takut
kehilangan dirinya jika dia sudah bersama gadis lain.
“ Noona, aku tahu
bagaimana keadaanmu sekarang. Kali ini saja, dengarkan apa yang kukatakan.
Beristirahatlah. Eoh?” Kukira dia bisa membaca pikiranku dan dia tahu aku rapuh
sekarang.
Aku memeluknya erat
dibalik sini, aku tak ingin melepasnya kepada wanita lain. Hoseok, aku hanya
ingin kau di sini, bersamaku, tidak bersama yeoja lain. Aku mohon.
***
Aku tertidur di kasur
empukku. Hoseok meneylimutiku dengan selimut berwarna pink yang tebal ini.
“ Noona, aku keluar dulu
ya.” Pamitnya. Tanganku dengan cepat menyentuh tangannya yang sedang berjalan
berbalik dari arahku.
“ Hoseok, aku mohon tetap
di sini.” aku berpura-pura tersenyum walau ini sangat berat untukku.
“ Noona, aku hanya akan
mengambilkan susu hangat untukmu.” Hoseok tersenyum hangat.
“ Ani. Sini, duduklah di
sini.” jawabku mempererat peganganku padanya.
“ Kenapa kau menjadi
seperti ini? kau rindu padaku?” Hoseok sedikit bercanda.
Aku tertawa kecil, “
Aniyo. aku hanya takut sendirian, arra?” jawabku mengelak.
Hoseok aku memang sangat
rindu padamu. Apa kau tidak bisa menangkap sinyal yang berkali-kali kuberikan
padamu. Aku bodoh karena telah mencintaimu walau kutahu kau tidak mungkin
mencintaiku.
Aku masuk ke dalam mimpi
penuh arti ini. di dalam sini, aku merasa seperti terbelunggu dengan api
cintamu. Di mimpi ini, aku melihatmu di atas altar sana. Tapi siapa yeoja itu?
itu bukan aku. Berharap sekali aku bisa berdiri di atas sana bersamamu. Aigoo.
Jung Hoseok POV
Noona, apa aku sudah bisa
menjadi adik yang baik untukmu? Tadi aku hebat bukan, aku sudah menyelamatimu
dari kesengsaraan. Aku sudah menjadi pahlawan untukmu kan? tapi sebenarnya ini
kali pertama aku membantumu. Aku merasa bukan namja jadinya.
Sekali lagi, aku akan
mengatakan ini. noona, aku nyaman selama
berada di sampingmu. Aku ingin selalu bersamamu, walaupun suatu saat nanti kami
sudah bertemu dengan salah satu sayapnya, aku tetap ingin berada di sampingmu.
Aku sangat menyayangimu, Noona.
“ Noona, saranghaeyo.”
Ucapku sambil mengelus lembut rambut Young noona.
“ Nado saranghae Hoseok~”
Jawabnya singkat dibalik selimutnya.
Tiba-tiba muncul bayangan
Seol Li di pikiranku, jantungku langsung berdebar setelahnya. Hanya
membayangkan senyumnya saja sudah membuatku merasa bisa menghentikan waktu. Ini
jatuh cinta. Katanya.
Astaga! Aku bodoh atau
apa? Aku belum mengerjakan tugas, besok ada ujian bahasa Inggris. Aduh
bagaimana ini? aku juga tidak membawa bukuku. Apa yang harus kulakukan?
Haruskah aku pergi meninggalkan rumah Young diam-diam?
“ Ada apa denganmu?”
tanyanya yang sepertinya melihat kegelisahanku.
“ Noona, aku belum
mengerjakan tugasku. Besok aku juga ada ujian bahasa Inggris.” Jawabku masih
dengan wajah panik.
Tiba-tiba dia mengelus
pipiku, anehnya jantungku berdetak lebih cepat. Mungkin karena efek terlalu panik.
“ Aku akan membantumu. Apa tugasmu? Apa kau ingat?” Jawabnya langsung bangun
dari tidurnya.
Aku langsung menjelaskan
soal yang sangat kuingat itu. kenapa aku ingat? Karena aku tidak menyukai
pelajaran itu. menjelaskannya saja sudah membuatku mual sendiri. Dasar
pelajaran menyebalkan.
“ Aku akan menuliskan
tugas itu untukmu. Belajar bahasa Inggris dengan bukuku saja. Carilah bukunya
di lemari bukuku.” Ucapnya sambil tersenyum dan berjalan menuju meja
belajarnya.
Satu jam, dua jam, tiga
jam. Masih saja dia mengerjakan tugas. Aku tahu tugas itu sangat susah. Tapi
aku lebih parah, buku bahasa Inggrisnya terselip di bagian paling bawah. Jadi
susah sekali untuk mendapatkannya.
“ Noona, bukunya jauh dari
jangkauanku.” Ucapku mengeluh tetapi tanganku masih di dalam lemari.
Ah, gotcha. Aku
mendapatkannya, tapi kertas apa ini? ah, mungkin surat cinta dari penggemarnya.
Eh, itu namaku bukan?
Ternyata surat untukku yang telah lama dia simpan untukku? Tapi dari siapa ini?
aku sedikit penasaran lalu membaca surat itu.
Dear
Hoseok,
Aku
tak tahu harus mulai darimana, tapi aku Seol Li teman sekelasmu. Haruskah aku
mengatakannya padamu sekarang? Tapi sepertinya harus.
Aku
menyimpan rasa padamu, tapi jika aku menyatakannya secara terang-terangan di
depan murid lainnya, aku malu sendiri. Rasaku muncul begitu saja setelah
kejadian di perpustakaan kota waktu itu. ah, aku malu. Yang penting, Hoseok
saranghaeyo.
Sung Seol Li
Sung Seol Li? Dia jatuh
cinta padaku? Tapi kenapa Noona terus menyimpannya tanpa memberikannya padaku.
“ Noona~” Panggilku lemah.
“ Mwoya?” Jawabnya lembut.
“ Ini apa?” tanyaku. “ Ini
surat dari Seol Li kan? kenapa kau menyimpannya? Kenapa tak kauberikan saja?
Noona, wae?” Lanjuutku setengah berteriak.
“ M, m, m, mianhae~”
Jawabnya merundukan kepala.
Aku menarik kepala Young
agar tetap melihatku. Aku ingin jawaban yang sejujurnya darinya. Aku tidak
ingin menyimpan rasa kesalku sendiri. “ Waeyo? Noona, wae?” aku menggoncangkan
badannya. “ Noona-ya! Jawab aku! Wae?” aku masih terus memarahinya.
“ Arra, aku aka
menjelaskannya!” Jawabnya membalas teriakanku. “ Nan, jeoneun~ aku mencintaimu!
Aku tidak ingin kau bersama yeoja lain! Aku cemburu! Eoh? Aku sangat cemburu!
Waeyo?” Lanjutnya mengeluarkan air mata.
“ Noona-ya!” Aku berteriak
membuat badannya semakin bergetar. “ Noona, aku juga cinta padamu! Gurrae wae?”
Aku terus mengguncang badannya.
“ Mian~” Dia menangis
sampai jatuh berlutut di kakiku.
Aku sudah kesal sendiri.
Jadi aku langsung pergi meninggalkan dia yang sudah rubuh, aku tidak bisa memedulikannya
lagi. Bagiku, ini sudah keterlaluan.
Yoon Ka Young POV
Aku takut. Hoseok marah
padaku karena tindakan bodohku. Kupikir aku masih bisa menutupinya, jadi aku
dan Hoseok tetap bersama. Namun dampak dari tindakan bodohku itu terlalu bodoh.
Aku rapuh. Hoseok mian.
Jung Hoseok POV
Ini hari Minggu, aku akan
berjalan ke taman kota bersama Seol Li. Tapi rasanya ada yang hilang dalam
kehidupanku. Sepertinya ini karena Young Noona, aku kehilangan dia. Aku tidak
bisa hidup tanpanya. Aku sudah biasa selalu bersamanya, bagaimana mungkin aku
bisa serapuh ini. aku takut, aku sedih, aku rapuh, aku tak bisa menggambarkan
perasaanku lagi. Noona, kembalilah.
Mandipun rasanya seperti
tak terkena air sedikitpun. Sikat gigipun, aku tak bisa. Aku menyesal telah memahari
Young Noona, aku yakin sebenarnya bukan dia yang salah.
Aku berangkat dengan
berjalan kaki, lagipula taman sangat dekat dengan rumahku. Di perjalanan, aku
berpapasan dengan Young Noona. Namun sayang, kini senyumnya lentur. Dia tidak
tersenyum sedikitpun padaku. Aku salah, aku mengakuinya.
Taman kota ini malah
mengingatkanku dengan Young Noona. Dulu aku selalu bercerita dengannya di kursi
di bawah pohon rindang. Ah aku benci dengan ini, bunuh saja aku Tuhan.
“ Annyeong Hoseok.” Sapa
Seol Li di belakangku.
“ Young Noona?” Ucapku
berbalik dan kulihat itu Seol Li. “ Ah, mian.” Aku menggaruk leherku yang tidak
gatal.
“ Gwaenchana.” Seol Li
tersenyum. “ Tapi maaf, aku menemuimu di sini hanya akan memberikan buku
latihan dari tempat les kita. Aku ada janji dengan kekasihku, mian.” Serasa
petir langsung menyambar tubuhku.
Dia mempunyai kekasih? “
Seol Li, aku baru membaca surat yang baru kau tuliskan.” Aku bertanya sedikit
ketakutan.
“ Ah itu, lupakan saja.
Itu akuu sedang merasakan cinta monyet. Jangan tanggapi itu.” Ucapnya, dan
sekali lagi aku mau menangis saja.
“ Ah, ne. Aku pamit.”
Untuk saat ini, aku ingin bertemu dengan Noona. Tapi aku ingat aku bukan
siapa-siapanya lagi. Noona, maafkan aku.
***
Aku berjalan memasuki cafe
tempat Young Noona bekerja. Bodohnya aku, hari ini aku mendatangi klub yang
terkenal di sekolahku itu. rasanya aku sepetri terbang ke langit ketujuh karena
minuman itu.
“ Ya! Hoseok-ssi, wae?”
bopong seorang namja yang merupakan teman dari Young Noona.
“ Suga Hyung. Aku sakit di
sini. eoh, sakit sekali.” Ucapku sedikit melindur.
“ YA! Umurmu masih sangat
muda, kenapa kau mabuk? Eoh? Babo.” Ucap Suga hyung masih terus membopongku.
“ Young Noona eodie?”
Tanyaku setengah sadar.
“ Dia sakit, jadi tidak
bisa masuk. Tidurlah dulu di sini, eoh?” tawarnya membuatku duduk di kasurnya.
Young Noona sakit
karenaku? Maafkan aku.
Yoon Ka Young POV
Aku sakit? Kenapa baru
ketahuan? Kenapa tiba-tiba sudah mencapai stadium akhir? Penyakit tulang? Apa
katanya tadi? Ini tidak mungkin.
Penyakit ini menyerang
bagian-bagian sendi, stadium akhir biasanya hanya tinggal menunggu waktu. Kata
dokter, awalnya aku hanya akan mengalami kelumpuhan. Lalu aku menunggu akhir
waktuku. Akhir waktuku harus kumanfaatkan untuk tetap bersama Hoseok. Ah bodoh,
aku dengannya sedang bertengkar. Aigoo.
“ yoboseyo?” Tanyaku
mengangkat telepon.
“ YA! Hoseok sedang berada di cafe! Dia mabuk, apa kau yang mngajarkan
minum kepadanya?” Ucap Suga terus-terusan menyemburku dengan perkataannya.
“ Aniyo. mwo? Dia di cafe?
Aku akan ke sana sekarang!” ucapku sambil menutup telepon.
Aku berlari, tapi kakiku
rasanya sangat sakit. Ah, mungkin karena penyakitku. Masa bodoh, aku harus
bertemu dengan Hoseok
***
Aku membopong Hoseok ke
rumah paman sendiri. Kakiku sakit lagi. Rasanya aku tidak membopong badanku
sendiri. Aku jatuh, aku tidak kuat.
Badanku rasanya tidak bisa
digerakan. Mungkin saja ini hanya kecapekan, atau hal yang paling parah
penyakit itu benar-benar menyerangku. Ah, tidak boleh. Aku masih harus
bekerja, aku harus terus bersama Hoseok.
“ Noona, gwaenchanayo?”
Ucap Hoseok denggan suara masih seperti orang mabuk.
“ Ah, kakiku hanya sakit.
Sedikit.” Aku berbohong padahal rasanya kaki ini ingin terlepas dari tempatnya.
“ YA! Kalian berdua,
bilang saja padaku kalau kalian berdua sama-sama sakit. Aish, aku akan
mengantarkan kalian dengan mobilku.” Suga datang tiba-tiba seperti sesosok
setan.
Aku yakin, Suga bukan
manusia. Dia selalu datang di saat yang tepat secara tiba-tiba. Atau dia
seorang malaikat yag jatuh ke bumi untuk dihukum? Ah tidak, khayalan yang
berlebihan.
Suga sudah siap dengan
mobilnya yang terhenti di bahu jalan. Saat Hoseok sudah masuk ke dalam mobil,
aku masih berusaha menggerakan badanku. Sial, aku masih tidak bisa bergerak.
“ Young-ssi, gwaenchanayo?
Haruskah aku menggendongmu ke dalam mobil?” tawarnya menjulurkan tangannya
padaku.
Jung Hoseok POV
Sepertinya Suga Hyung dan
Young Noona pasangan yang serasi. Tapi bukankah Noona cinta padaku? Harus
kuakui aku cemburu. Tidak mungkin aku cemburu kepada Noonaku sendiri.
“ Berhubung aku tak tahu
dimana rumah Hoseok, aku akan mengantarkanmu ke rumah Young. Eoh?” Suga Hyung
menatap kami berdua yang sama-sama lemas.
Noona, kau sakit? Kalau begitu, aku akan mengurusmu. Aku akan terus di
sampingmu, aku akan terus bersamamu. Aku menggenggam tangan Young, dan aku
tersenyum kepadanya ketika ia melihat aku yang menggenggam tangannya.
“ Aku tidak bisa bertumpu
padamu, tapi kau harus bertumpu dan menumpahkan rasa kesalmu padaku.” Young
berbicara sambil terus mengembangkan senyumnya.
Aku menggiring kepala
Young agar tertidur di bahuku. Jika sebelumnya
selalu aku yang menangis dan tidur di bahunya, sekarang saatnya dia yang
kujaga. “ Noona, biasanya kau yang melakukan ini, sekarang aku akan terus
bersamamu.” Aku terus mengelus rambutnya dan menangis.
Aku tidak menangis karena
Young Noona, aku menangis karena ingat kejadian di taman tadi. Seol Li, aku
sakit mendengar kata-katamu. Tapi kau juga harus tahu, aku lebih sakit jika aku
harus kehilangan Young Noona.
“ Aku jadi ingin bertemu
dengan istriku di rumah.” Suga Hyung sepertinya mmenatap kami berdua yang amat
dekat.
“ Hyung, kau tidak bilang
padaku sudah menikah!” Aku protes padanya. “ Aku sempat cemburu padamu, Hyung!”
Aku berteriak bercanda.
“ aku dengan Young?
Aniyo.” Dia bercanda sambil tertawa dan matanya menghilang di balik ketawanya.
***
Kami lalui setiap harinya
berdua, walau ku tak tahu apa yang ia rasakan sekarang. Penyakit apa yang ia
rasakan. Aku tidak peduli, yang penting Young Noona akan terus bersamaku.
“ Hoseok-ahh, ambillah
bukuku. Bacakan itu untukku.” Ucap Young sambil menunjukan bukunya di atas meja
belajarnya.
Hoseok-ahh, sudah berapa umurmu sekarang? 20 tahun? Umur
yang dewasa untukku. Jika aku pergi, kau mengijinkanku kan? aku yakin, kau
sudah bisa menjaga dan melindungi dirimu sendiri.
Aku ingin kau menyimpan buku ini. simpan ini
untukku, jangan pernah baca halaman paling belakang apabila kamu belum
menyelesaikan cerita di buku ini. jika kau melanggar perjanjian ini, aku tidak
akan pernah memaafkanmu.
Baca ini dalam hati, resapi kata-kata ini.
“ Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok
saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok
saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok
saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok
saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok
saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok
saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok
saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok
saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok
saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok
saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok
saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok
saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo, Hoseok saranghaeyo,”
Aku minta kau terus menyebut namaku, dan
lihatlah keadaanku sekarang. Sebutkan namaku, kumohon.
Aku benar-benar
mengucapkan nama Young, terus terusan bahkan sampai air mataku mengalir tidak
bisa aku hentikan. Apa maksud keinginannya? Jika aku mengatakannya sampai
seratus kali atau lebih, apa yang akan Young Noona lakukan?
Aku mengucapkan nama Young
terus tetapi sekarang aku melihatnya. Kedua matanya tertutup, tangannya terus
menggenggam tanganku. Dia tersenyum, tapi aku tahu dia tidak tertidur.
Perlahan, tangannya mulai dingin, gerak badannyapun kaku. Apa dia
meninggalkanku? Aniyo.
“ Noona, ireona.” Bisikku
lembut. “ Noona~” Aku terus membisikan kata-kata itu di telinganya.
Akhirnya aku takut sendiri,
aku langsung menelepon Suga hyung. Aku meminta bantuan padanya, dan dengan
bangga hati ia langsung mendatangi rumah Young Noona.
***
“ Josoahamnida~ Kami hanyalah dokter, kami tidak bisa berbuat apa-apa
lagi jika dia memang pergi meninggalkan kita.”
Kata-kata itu menghantuiku
di setiap malam. walau sekarang ini sudah hari keseratus aku tidak bersamanya
lagi, aku masih tidak bisa melepasnya. Ya, sepuluh lembar lagipula, aku bisa
melihat akhir cerita dari buku ini.
10 days left
Akhirnya aku bisa membaca
halaman terakhir. Dan aku bingung, hanya ini saja? Tidak ada yang lain?
Saranghaeyo Hoseok-ahh~ Maafkan aku, aku tidak bisa
menyampaikan kata lainnya, putarlah DVD ini untukku
Aku memutar DVD itu di DVD
playerku, sosok Young di dalam camera itu terus menatap camera.
“ Hoseok, jaga dirimu ya? Aku yakin kau bisa hidup tanpaku. Seol Li akan
selalu bersamamu kan? atau tidak? Kalau dia tidak ada untukmu, datangilah Suga,
dia sosok kakak yang sangat hangat. Jika paman memarahimu, ceritakan semuanya
di buku yang sudah aku sediakan ini. eoh? Hoseok, tetap tersenyum, aku cinta
padamu!” Kata-kata itu selalu mengakhiri apapun yang dia buat untukku.
Noona, jadi kau sudah tahu
bahwa aku akan meninggalkanmu? Jadi kau memang ingin meninggalkanku? Kau benci
padaku kan? kau tidak mencintaiku, jangan berbohong.
Noona, terima kasih atas
bahumu, pangkuuamu, dan segala apapun yang kau berikan padaku. Aku akan selalu
mengingatnya. Walau aku merasa sakit setiap aku mengingat setiap detik yang
kita lewati bersama.
Why did I think of you? The only thing that finds me is pity for
myself.