Tuesday 1 April 2014

Stay With Me, jebal!

Stay With Me, Jebal!
Author           : JongYi Hope Angel
Title                : Stay With Me, jebal!
Genre             : Romance
Length            : Freelance
Main Cast      :
·         Park Ah Rin aka Airin
·         Kim Jong In aka Kai
Other Cast     : Find it by yourself!^^
Rating            : 15++
Disclaimer      : Hak cipta dilindungi oleh pasal. Kalau mau cerita ini nama authornya JongYi Hope Angel, jangan percaya author lain. Bukan masalah apa-apa, author itu susah meresapi ide author. Kalau copast itu gampang, tapi menuangkan ide itu susah! Arra?
Aku datang hanya untuk ini, maafkan aku.” – Kim Jong In
Kim Jong In POV
          Aku memeluk hangat yeoja berambut panjang lurus berwarna hitam ini. Ia menangis sesenggukan tanpa mau melepas pelukanku. Wajahnya ditenggelamkan di dadaku, badannya yang bergetar karena menangis terasa mengenai hatiku. Aku ikut mengeluarkan air mataku, aku semakin merasa bersalah kepadanya. Maafkan aku karena hadir di saat yang tidak tepat.
          “ Aku datang hanya untuk ini, maafkan aku.” Ucapku sambil semakin mempererat pelukanku.
          “ Jebal, tetap di sini. Bisakah kau tetap bersamaku?” Ia membalas dengan suara sedikit bergetar.
***
          Aku menatap yeoja yang sedang merapikan rambutnya dari kejauhan. Aku tahu ia tidak bisa melihat, tapi aku takut ia menyadari akan keberadaanku. Bagaimanapun juga ia bisa melihatku dengan menggunakan hatinya. Jadi aku hanya terus menatapnya dari kejauhan.
          Aku sudah tidak bisa memendam rasa ini lagi, aku mengumpulkan semua keberanianku. Aku langkahkan kakiku mantap, meskipun hatiku agak degdegan. Tanpa menatapnya sama sekali aku langsung duduk di sampingnya.
          “ Airin-ssi.” Aku memanggilnya sambil menggenggam tangannya lembut.
          “ Nuguseyo?” Ia menatapku. Tiba-tiba tatapannya menjadi sangat dalam, ia mengelus pipiku sambil terus memandangku bingung. “ Kai? Aku bisa melihatmu?” Tanyanya sambil terus mengelus pipiku.
          “ Ne? Aku ingin mengatakan sesuatu.” Aku menggenggam tangannya yang masih di pipiku.
          “ Tapi aku hanya bisa melihatmu saja. Aku tidak bisa melihat hal lainnya.” Ia terus menatapku.
          “ Aku akan menceritakannya ketika kau siap.” Sekarang aku yang mengelus pipi Airin. “ Kau tahu, Aku akan setia menjadi sahabatmu. Tapi sepertinya aku akan melanggar itu, karena aku~ aku~ aku mencintaimu.” Aku menatapnya lagi.
          “ Tanganmu dingin. Aku...” Aku langsung mengecup bibirnya hangat lalu langsung melepasnya. “ Kai?” Tanyanya sambil memegangi bibirnya.
          Aku mengecup keningnya lalu meninggalkannya yang sedang kebingungan. “ Airin, saranghae~~ Besok aku akan menjemputmu untuk berkencan!” Aku berlari santai sambil menyunggingkan senyumku.
Park Ah Rin POV
          Aku mengatur detak jantungku yang dibuat bergetar sangat kencang oleh Kai. Bagaimana bisa aku hanya bisa melihatnya? Ia bercahaya di dalam kegelapan seperti seorang malaikat. Apa ini cinta sejati? Rasa yang sangat tulus?
          Aku menatapnya, hanya ia yang terlihat. Langit gelap, dunia gelap, aku hanya bisa menatapnya. Aku rindu akan wajahnya yang selalu bisa membuatku tersenyum tidak jelas setiap harinya. Tujuh tahun ini aku hanya bisa membayangkan wajahnya yang masih lugu, dia yang tidak setampan ini. Apa itu kau Kai?
          Kai, banyak hal yang ingin kutanyakan padamu. Kemana kau selama tujuh tahun ini? Apa kau malu mempunyai sahabat buta sepertiku? Atau kau ingin melupakan aku? Lalu kau datang hanya untuk memberitahu perasaanmu kepadaku? Apa kau tahu tujuh tahun menunggumu, lebih dari itu aku mencintaimu. Apa setelah ini kau akan meninggalkanku lagi? Apa begitu?
          Sudah cukup duniaku gelap karena kebutaanku. Sudah cukup aku meratapi diriku yang tidak bisa melihat, yang menjadi hinaan dan cercaan banyak orang. Sudah cukup aku melindungi diriku sendiri dari segala kemungkinan yang akan terjadi padaku. Apa kau ingin membuatnya lebih parah?
          Sudah cukup aku menunggumu selama tujuh tahun ini. Cukuplah juga wajahmu terbayang di otakku, aku rindu padamu. Apa kau datang hanya untuk sementara ini? Hanya agar bisa membuatku tahu bagaimana perasaanmu itu? Kai, aku mohon kau harus selalu ada di sampingku. Tidak ada lagi pergi, tidak ada lagi kata meninggalkan.
          “ Kai, eoddiga? Jangan tinggalkan aku.” Aku menangis setelahnya.
          Entah kenapa setiap mengingatnya aku selalu ingin mengeluarkan air mataku. Apa karena aku terlalu mencintainya? Kai, eodiie? Jebal.
***
          Aku menunggu Kai untuk datang menjemputku. Seperti janjinya kemarin ia akan mengajakku ke suatu tempat yang menyenangkan. Aku harap ia akan selalu ada di sampingku untuk menjagaku dan melindungiku.
          “ Airin? Kau sudah menungguku lama?” Ia datang berjalan sambil membawa sebuket bunga.
          Aku masih tidak bisa percaya kalau aku bisa melihat Kai dengan mataku sendiri. Tapi aku juga masih bingung, kenapa hal lain yang aku lihat masih berlatar hitam? Hanya Kai saja yang bisa terlihat jelas di mataku. “ Ah, ani~ Aku baru selesai memakai sepatuku.” Aku membalas sambil tersenyum tidak jelas.
          “ Aku ingin membawamu ke tempat yang sangat tenang.” Kai langsung menarik tanganku.
          Dia terus menarikku dan berhenti di suatu tempat. “ Kita akan menaiki bus untuk sampai ke tempat itu.” Jelasnya sambil terus menggenggam tanganku. Suara bus terdengar jelas di telingaku, ia menarikku untuk menaiki bus itu.
          Ia mengambil tasku dan mengambil ponselku. Ia memasang headset di telinganya dan memasang satu headsetnya lagi di telinga kiriku. Dari ponselku terdengar lagu yang baru aku dengar. Dan sepertinya itu suara Kai. “ Kalau kau merindukanku, putar lagu ini.” Ia tersenyum lalu menggenggam tanganku erat.
          Di perjalanan Kai hanya membuang mukanya tidak menatapku sama sekali. Dari sudut pandangku, sepertinya Kai mengeluarkan air matanya. Berulang kali ia berusaha menutupi tangisnya namun masih terlihat jelas di mataku kalau ia menangis.
Kim Jong In POV
          Air mataku keluar dengan sendirinya tanpa aku perintah. Sebenarnya aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya ia bila aku benar-benar pergi meninggalkannya. Sisa waktu yang diberikan hanya tersisa hari ini sampai besok. Apa aku bisa menyampaikan semua yang ingin kusampaikan padanya selama dua hari ini?
          Aku semakin mempererat genggaman tanganku pada Airin, aku akan mengajaknya ke tempat dimana ia bisa mengingatku ketika ia sedang merindukanku.
          “ Oppa, wae?” Tanyanya sambil memegangi pipiku lembut. “ Kau menangisi apa?” ia masih penasaran.
          “ Airin, kalau aku pergi meninggalkanmu, apa yang akan kau lakukan?” Tanyaku balik sambil menahan tangisku.
          “ Aku~ Aku akan ikut pergi bersamamu.” Jawabnya sambil memasang senyumnya mantap.
          “ Kalau ternyata namja yang berada  di hadapanmu ini sudah meninggalkanmu ke surga, apa kau akan pergi meninggalkan namja itu?” Aku menanyakan hal yang sepertinya agak sedikit konyol di telinganya.
          “ Tidak akan pernah. Aku akan selalu mencintaimu.” Jawabnya sambil menitikan air matanya.
          Aku tidak bisa melihatnya menangis jadi aku langsung memeluknya. Aku ikut menangis di pelukannya. Ternyata kami sudah hampir sampai di tempat yang aku maksud tadi. Tanganku langsung menyentuh tombol merah satu kilometer sebelum sampai di tempat itu.
          Bus terhenti tepat di tempat yang kuinginkan. Sebenarnya ini adalah pemakaman. Ini adalah tempat peristirahatanku.
          “ Kai ini dimana?” Tanyanya sambil berusaha meraba tempat di sekitarnya. “ Apa ini taman bermain?” Tambahnya lagi sambil tersenyum sumringah.
          “ Ini pemakaman.” Jawabku dan wajahnya langsung berubah 1800. “ Ada yang harus kuceritakan padamu.” Lanjutku sambil menariknya menuju empat peristirahatan terakhirku.
          “ Maksudmu?” Ia masih tidak mengerti dengan ucapanku.
          Aku menuntun tangannya untuk menyentuh nisanku. “ Ini nisanku.” Aku tersenyum. “ Aku sudah pergi.” Lanjutku sambil menyunggingkan senyum lagi.
          “ Kau?” Ia berusaha menahan tangisnya. “ Ceritakan apa yang ingin kau ceritakan itu.” Pintanya dengan suara bergetar.
          Tujuh tahun yang lalu akuu mendapat berita kalau kau mengalami kebutaan karena kecelakaan ketika hendak pergi ke rumahku. Sebenarnya waktu itu aku hanya ingin memberitahumu kalau aku harus studi ke luar negeri. Ketika aku tahu kau buta, saat itu juga aku harus langsung pergi. Aku ingin mencapai cita-citaku, jadi aku langsung pergi mengejar cita-citaku. Di sana justru aku selalu memikirkanmu, itu yang membuatku susah untuk mengejar kata lulus. Akhirnya seminggu yang lalu aku memilih untuk pulang ke Seoul. Tapi cuaca sedang tidak baik ketika pesawat hampir sampai ke Incheon. Pesawat itu kehilangan sinyal dari Incheon, bahan bakar pesawat juga sudah habis. Pesawatku terjatuh di suatu tempat.
          Waktu itu sebenarnya aku membawa kotak merah yang berisi cincin bertahtakan berlian yang kubeli di sana. Tapi tidak ada pertolongan yang datang juga, tidak ada nyawa yang bisa diselamatkan dalam tragedi itu. Hanya seorang anak kecil yang duduk di sampingku sambil memegangi tanganku.
          Aku pulang untuk melamarmu menjadi istriku. Tapi takdir berkata lain. Aku harus pergi meninggalkanmu. Tetapi suatu hari aku mendapatkan kesempatan untuk meminta satu hal sebelum aku benar-benar pergi, akhirnya aku meminta agar aku bisa bertemu denganmu dan memberitahumu bahwa aku sangat menyayangimu. Aku diberi waktu sampai besok, tapi jika hari ini semua hal yang aku inginkan itu sudah terpenuhi, hari ini juga aku harus pergi. Jangan menangis ya, aku akan selalu menunggumu di surga untuk menjadi bidadariku.
          “ Kai~” Ia menangis setelah mendengarnya.
          “ Maafkan aku. Dan jika aku benar-benar telah pergi, datanglah ke rumah sakit mata di Seoul. Aku sudah mendonorkan mataku untukmu.” Aku memasang senyumku hangat.
          Dari arah nisanku terbentuk seberkas cahaya. Benar saja kalau aku harus pergi meninggalkan Airin sekarang. Airin masih menangis sejadinya. Aku memeluknya hangat tapi ia menahan pelukanku agar tidak meninggalkannya. “ Bahagialah, di sana pasti aku bahagia.” Ucapku sambil melepas pelukannya. Kakiku melangkah ke arah cahaya itu mantap. Tidak ada keraguan, hanya ada senyuman yang diselingi dengan tangis bahagia.
Park Ah Rin POV
          “ Permisi, kau Park Ah Rin?” Tanya seseorang sambil menyentuh pundaku.
          “ Ne, aku Airin.” Aku berusaha memasang senyumku di balik tangisanku.
          “ Aku Do Kyung Soo. Aku dokter penanggung jawab Jong In.” Ia mengucapkannya lembut. “ Kita harus melaksanakan operasi itu segera.” Lanjutnya tegas.
          “ Apa yang kau maksud donor mata?” Aku memasang senyum termanisku. “ Dengan senang hati.” Aku melanjut.
          Kyung Soo menuntunku berjalan untuk meninggalkan pemakaman.
***
          Aku tersenyum ketika Kyung Soo akan membuka perban yang terpasang di mataku. “ Airin-ahh, beritahu aku kalau kau bisa melihat, arra?” aku mengangguk. Perban di mataku sudah terbuka dan aku bisa melihat. Benar aku bisa melihat.
          “ Kai?” aku menyentuh pipi Kyung Soo yang lebih terlihat sebagai seorang Kai di mataku.
          “ Aniyo, aku Kyung Soo.” Ia memasang senyumnya lalu memegang tanganku.
          “ Mian, kau terlihat seperti Kai di mataku.” Aku tersipu malu.
          “ Itu artinya aku tampan.” Jawabnya sambil tersenyum tidak jelas. “ Airin, apa aku bisa menggantikan Kai untukmu?” Ia menatapku dalam sambil mengeluarkan cincin dari jasnya.
          “ Kita baru saling mengenal.” Aku semakin tersipu.
          “ Tapi aku benar-benar mencintaimu.” Lanjutnya lagi sambil menyunggingkan senyumnya.
          “ Gurrae, aku akan berusaha mencintaimu.” Jawabku. Tanpa disuruh aku langsung mengecup pipi Kyung Soo hangat.

~~FINISH~~