Stay With Me, Jebal!
Author : JongYi Hope Angel
Title : Stay With Me, jebal!
Genre : Romance
Length : Freelance
Main Cast :
·
Park Ah Rin aka Airin
·
Kim Jong In aka Kai
Other Cast : Find it by yourself!^^
Rating : 15++
Disclaimer : Hak cipta dilindungi oleh pasal. Kalau mau cerita ini nama
authornya JongYi Hope Angel, jangan percaya author lain. Bukan masalah apa-apa,
author itu susah meresapi ide author. Kalau copast itu gampang, tapi menuangkan
ide itu susah! Arra?
“ Aku datang hanya untuk ini, maafkan aku.” – Kim Jong In
Kim Jong In POV
Aku memeluk
hangat yeoja berambut panjang lurus berwarna hitam ini. Ia menangis sesenggukan
tanpa mau melepas pelukanku. Wajahnya ditenggelamkan di dadaku, badannya yang
bergetar karena menangis terasa mengenai hatiku. Aku ikut mengeluarkan air
mataku, aku semakin merasa bersalah kepadanya. Maafkan aku karena hadir di saat
yang tidak tepat.
“ Aku
datang hanya untuk ini, maafkan aku.” Ucapku sambil semakin mempererat
pelukanku.
“
Jebal, tetap di sini. Bisakah kau tetap bersamaku?” Ia membalas dengan suara
sedikit bergetar.
***
Aku menatap
yeoja yang sedang merapikan rambutnya dari kejauhan. Aku tahu ia tidak bisa
melihat, tapi aku takut ia menyadari akan keberadaanku. Bagaimanapun juga ia
bisa melihatku dengan menggunakan hatinya. Jadi aku hanya terus menatapnya dari
kejauhan.
Aku sudah
tidak bisa memendam rasa ini lagi, aku mengumpulkan semua keberanianku. Aku langkahkan
kakiku mantap, meskipun hatiku agak degdegan. Tanpa menatapnya sama sekali aku
langsung duduk di sampingnya.
“
Airin-ssi.” Aku memanggilnya sambil menggenggam tangannya lembut.
“
Nuguseyo?” Ia menatapku. Tiba-tiba tatapannya menjadi sangat dalam, ia mengelus
pipiku sambil terus memandangku bingung. “ Kai? Aku bisa melihatmu?” Tanyanya
sambil terus mengelus pipiku.
“ Ne?
Aku ingin mengatakan sesuatu.” Aku menggenggam tangannya yang masih di pipiku.
“
Tapi aku hanya bisa melihatmu saja. Aku tidak bisa melihat hal lainnya.” Ia
terus menatapku.
“ Aku
akan menceritakannya ketika kau siap.” Sekarang aku yang mengelus pipi Airin. “
Kau tahu, Aku akan setia menjadi sahabatmu. Tapi sepertinya aku akan melanggar
itu, karena aku~ aku~ aku mencintaimu.” Aku menatapnya lagi.
“
Tanganmu dingin. Aku...” Aku langsung mengecup bibirnya hangat lalu langsung
melepasnya. “ Kai?” Tanyanya sambil memegangi bibirnya.
Aku mengecup
keningnya lalu meninggalkannya yang sedang kebingungan. “ Airin, saranghae~~
Besok aku akan menjemputmu untuk berkencan!” Aku berlari santai sambil
menyunggingkan senyumku.
Park Ah Rin POV
Aku mengatur
detak jantungku yang dibuat bergetar sangat kencang oleh Kai. Bagaimana bisa
aku hanya bisa melihatnya? Ia bercahaya di dalam kegelapan seperti seorang
malaikat. Apa ini cinta sejati? Rasa yang sangat tulus?
Aku menatapnya,
hanya ia yang terlihat. Langit gelap, dunia gelap, aku hanya bisa menatapnya. Aku
rindu akan wajahnya yang selalu bisa membuatku tersenyum tidak jelas setiap
harinya. Tujuh tahun ini aku hanya bisa membayangkan wajahnya yang masih lugu,
dia yang tidak setampan ini. Apa itu kau Kai?
Kai,
banyak hal yang ingin kutanyakan padamu. Kemana kau selama tujuh tahun ini? Apa
kau malu mempunyai sahabat buta sepertiku? Atau kau ingin melupakan aku? Lalu kau
datang hanya untuk memberitahu perasaanmu kepadaku? Apa kau tahu tujuh tahun
menunggumu, lebih dari itu aku mencintaimu. Apa setelah ini kau akan
meninggalkanku lagi? Apa begitu?
Sudah
cukup duniaku gelap karena kebutaanku. Sudah cukup aku meratapi diriku yang
tidak bisa melihat, yang menjadi hinaan dan cercaan banyak orang. Sudah cukup
aku melindungi diriku sendiri dari segala kemungkinan yang akan terjadi padaku.
Apa kau ingin membuatnya lebih parah?
Sudah
cukup aku menunggumu selama tujuh tahun ini. Cukuplah juga wajahmu terbayang di
otakku, aku rindu padamu. Apa kau datang hanya untuk sementara ini? Hanya agar
bisa membuatku tahu bagaimana perasaanmu itu? Kai, aku mohon kau harus selalu
ada di sampingku. Tidak ada lagi pergi, tidak ada lagi kata meninggalkan.
“
Kai, eoddiga? Jangan tinggalkan aku.” Aku menangis setelahnya.
Entah
kenapa setiap mengingatnya aku selalu ingin mengeluarkan air mataku. Apa karena
aku terlalu mencintainya? Kai, eodiie? Jebal.
***
Aku menunggu
Kai untuk datang menjemputku. Seperti janjinya kemarin ia akan mengajakku ke
suatu tempat yang menyenangkan. Aku harap ia akan selalu ada di sampingku untuk
menjagaku dan melindungiku.
“
Airin? Kau sudah menungguku lama?” Ia datang berjalan sambil membawa sebuket
bunga.
Aku masih
tidak bisa percaya kalau aku bisa melihat Kai dengan mataku sendiri. Tapi aku
juga masih bingung, kenapa hal lain yang aku lihat masih berlatar hitam? Hanya Kai
saja yang bisa terlihat jelas di mataku. “ Ah, ani~ Aku baru selesai memakai
sepatuku.” Aku membalas sambil tersenyum tidak jelas.
“ Aku
ingin membawamu ke tempat yang sangat tenang.” Kai langsung menarik tanganku.
Dia terus
menarikku dan berhenti di suatu tempat. “ Kita akan menaiki bus untuk sampai ke
tempat itu.” Jelasnya sambil terus menggenggam tanganku. Suara bus terdengar
jelas di telingaku, ia menarikku untuk menaiki bus itu.
Ia
mengambil tasku dan mengambil ponselku. Ia memasang headset di telinganya dan
memasang satu headsetnya lagi di telinga kiriku. Dari ponselku terdengar lagu
yang baru aku dengar. Dan sepertinya itu suara Kai. “ Kalau kau merindukanku,
putar lagu ini.” Ia tersenyum lalu menggenggam tanganku erat.
Di perjalanan
Kai hanya membuang mukanya tidak menatapku sama sekali. Dari sudut pandangku,
sepertinya Kai mengeluarkan air matanya. Berulang kali ia berusaha menutupi
tangisnya namun masih terlihat jelas di mataku kalau ia menangis.
Kim Jong In POV
Air
mataku keluar dengan sendirinya tanpa aku perintah. Sebenarnya aku tidak bisa
membayangkan bagaimana jadinya ia bila aku benar-benar pergi meninggalkannya. Sisa
waktu yang diberikan hanya tersisa hari ini sampai besok. Apa aku bisa
menyampaikan semua yang ingin kusampaikan padanya selama dua hari ini?
Aku semakin
mempererat genggaman tanganku pada Airin, aku akan mengajaknya ke tempat dimana
ia bisa mengingatku ketika ia sedang merindukanku.
“
Oppa, wae?” Tanyanya sambil memegangi pipiku lembut. “ Kau menangisi apa?” ia
masih penasaran.
“
Airin, kalau aku pergi meninggalkanmu, apa yang akan kau lakukan?” Tanyaku
balik sambil menahan tangisku.
“
Aku~ Aku akan ikut pergi bersamamu.” Jawabnya sambil memasang senyumnya mantap.
“
Kalau ternyata namja yang berada di
hadapanmu ini sudah meninggalkanmu ke surga, apa kau akan pergi meninggalkan
namja itu?” Aku menanyakan hal yang sepertinya agak sedikit konyol di telinganya.
“
Tidak akan pernah. Aku akan selalu mencintaimu.” Jawabnya sambil menitikan air
matanya.
Aku tidak
bisa melihatnya menangis jadi aku langsung memeluknya. Aku ikut menangis di
pelukannya. Ternyata kami sudah hampir sampai di tempat yang aku maksud tadi. Tanganku
langsung menyentuh tombol merah satu kilometer sebelum sampai di tempat itu.
Bus terhenti
tepat di tempat yang kuinginkan. Sebenarnya ini adalah pemakaman. Ini adalah
tempat peristirahatanku.
“ Kai
ini dimana?” Tanyanya sambil berusaha meraba tempat di sekitarnya. “ Apa ini
taman bermain?” Tambahnya lagi sambil tersenyum sumringah.
“ Ini
pemakaman.” Jawabku dan wajahnya langsung berubah 1800. “ Ada yang
harus kuceritakan padamu.” Lanjutku sambil menariknya menuju empat
peristirahatan terakhirku.
“
Maksudmu?” Ia masih tidak mengerti dengan ucapanku.
Aku menuntun
tangannya untuk menyentuh nisanku. “ Ini nisanku.” Aku tersenyum. “ Aku sudah
pergi.” Lanjutku sambil menyunggingkan senyum lagi.
“
Kau?” Ia berusaha menahan tangisnya. “ Ceritakan apa yang ingin kau ceritakan
itu.” Pintanya dengan suara bergetar.
Tujuh tahun yang lalu akuu mendapat berita
kalau kau mengalami kebutaan karena kecelakaan ketika hendak pergi ke rumahku. Sebenarnya
waktu itu aku hanya ingin memberitahumu kalau aku harus studi ke luar negeri. Ketika
aku tahu kau buta, saat itu juga aku harus langsung pergi. Aku ingin mencapai
cita-citaku, jadi aku langsung pergi mengejar cita-citaku. Di sana justru aku
selalu memikirkanmu, itu yang membuatku susah untuk mengejar kata lulus. Akhirnya
seminggu yang lalu aku memilih untuk pulang ke Seoul. Tapi cuaca sedang tidak
baik ketika pesawat hampir sampai ke Incheon. Pesawat itu kehilangan sinyal
dari Incheon, bahan bakar pesawat juga sudah habis. Pesawatku terjatuh di suatu
tempat.
Waktu itu sebenarnya aku membawa kotak
merah yang berisi cincin bertahtakan berlian yang kubeli di sana. Tapi tidak
ada pertolongan yang datang juga, tidak ada nyawa yang bisa diselamatkan dalam
tragedi itu. Hanya seorang anak kecil yang duduk di sampingku sambil memegangi
tanganku.
Aku pulang untuk melamarmu menjadi
istriku. Tapi takdir berkata lain. Aku harus pergi meninggalkanmu. Tetapi suatu
hari aku mendapatkan kesempatan untuk meminta satu hal sebelum aku benar-benar
pergi, akhirnya aku meminta agar aku bisa bertemu denganmu dan memberitahumu bahwa
aku sangat menyayangimu. Aku diberi waktu sampai besok, tapi jika hari ini
semua hal yang aku inginkan itu sudah terpenuhi, hari ini juga aku harus pergi.
Jangan menangis ya, aku akan selalu menunggumu di surga untuk menjadi
bidadariku.
“
Kai~” Ia menangis setelah mendengarnya.
“
Maafkan aku. Dan jika aku benar-benar telah pergi, datanglah ke rumah sakit
mata di Seoul. Aku sudah mendonorkan mataku untukmu.” Aku memasang senyumku
hangat.
Dari arah
nisanku terbentuk seberkas cahaya. Benar saja kalau aku harus pergi
meninggalkan Airin sekarang. Airin masih menangis sejadinya. Aku memeluknya
hangat tapi ia menahan pelukanku agar tidak meninggalkannya. “ Bahagialah, di
sana pasti aku bahagia.” Ucapku sambil melepas pelukannya. Kakiku melangkah ke
arah cahaya itu mantap. Tidak ada keraguan, hanya ada senyuman yang diselingi
dengan tangis bahagia.
Park Ah Rin POV
“
Permisi, kau Park Ah Rin?” Tanya seseorang sambil menyentuh pundaku.
“ Ne,
aku Airin.” Aku berusaha memasang senyumku di balik tangisanku.
“ Aku
Do Kyung Soo. Aku dokter penanggung jawab Jong In.” Ia mengucapkannya lembut. “
Kita harus melaksanakan operasi itu segera.” Lanjutnya tegas.
“ Apa
yang kau maksud donor mata?” Aku memasang senyum termanisku. “ Dengan senang
hati.” Aku melanjut.
Kyung
Soo menuntunku berjalan untuk meninggalkan pemakaman.
***
Aku tersenyum
ketika Kyung Soo akan membuka perban yang terpasang di mataku. “ Airin-ahh,
beritahu aku kalau kau bisa melihat, arra?” aku mengangguk. Perban di mataku
sudah terbuka dan aku bisa melihat. Benar aku bisa melihat.
“
Kai?” aku menyentuh pipi Kyung Soo yang lebih terlihat sebagai seorang Kai di
mataku.
“
Aniyo, aku Kyung Soo.” Ia memasang senyumnya lalu memegang tanganku.
“
Mian, kau terlihat seperti Kai di mataku.” Aku tersipu malu.
“ Itu
artinya aku tampan.” Jawabnya sambil tersenyum tidak jelas. “ Airin, apa aku
bisa menggantikan Kai untukmu?” Ia menatapku dalam sambil mengeluarkan cincin
dari jasnya.
“
Kita baru saling mengenal.” Aku semakin tersipu.
“
Tapi aku benar-benar mencintaimu.” Lanjutnya lagi sambil menyunggingkan
senyumnya.
“
Gurrae, aku akan berusaha mencintaimu.” Jawabku. Tanpa disuruh aku langsung
mengecup pipi Kyung Soo hangat.
~~FINISH~~
No comments:
Post a Comment