Saturday 25 May 2013

Love Me Mr. Playboy! [Side Story Present]



Love Me Mr. Playboy! [Side Story : Present]


Author: ImGaemFa
Genre : Romance
Main Cast :
-          Kang Yura
-          Kim Himchan
Support Cast :
-          Park MinJi
-          Jung Daehyun
-          Choi Junhong (Zelo)
-          Lee SoonJi

Disclaimer : All person in this ff belong to God, except Zelo  please don’t bash and DON’T PLAGIATING this ff. keep support author, happy reading^^









~Kang Yura POV~
            Teriakan banyak orang sangat menggema di telingaku. Menyemangati para pemain basket yang sedang bertanding melawan tim dari universitas lain. Walaupun Kyunghee adalah sekolah seni, tapi permainan para pemain basket disini tak kalah dengan universitas Genie yang notabene adalah sekolah olahraga.
            Terlebih sang kapten adalah namja yang sangat aku cintai dan kukejar selama ini. ya, Kim Himchan. Orang yang selalu menjadi perhatianku selama satu semester ini sekarang telah menjadi milikku. Apa kalian percaya? Baru 1 hari aku mengenalnya tapi dia sudah begitu baik padaku.
FLASHBACK~
            Terlihat Zelo menghampiri aku dan SoonJi yang sedang beristirahat makan siang di kantin. Kuakui dia memang keren, tapi entahlah hanya Himchan sunbae yang ada di otakku.
            Ah, Zelo tenyata kesini untuk berkenalan. Ini bisa menjadi kesempatan besarku untuk meminta dikenalkan pada Himchan sunbae. Bukankah dia sahabatnya? Langsung saja setelah berkenalan aku menanyakan Himchan sunbae.
            “Apa kau tau Himchan sunbae? Bisakah kau kenalkan aku dengannya?” ucapku dengan semangatnya. Selama ini aku mengincarnya dan aku sungguh ingin kenal dan dekat dengan Himchan sunbae.
            “Uhhuk… Uhhuk… M-Mwo?? Ah, ne.. temui saja dia di lapang basket. Dia gampang akrab.” Ah, Zelo kau benar – benar membantuku. Kau benar benar sunbae sekaligus dongsaengku yang terbaik walaupun aku baru mengenalmu!
            “Ah! Arraseo! Sekarang aku akan menemuinya. Ah, ne. Zelo-sshi, kau tau? SoonJi menyukaimu!” ucapku dengan senangnya. Dan karna memang benar SoonJi menyukai Zelo bukan? Aku juga ingin melihat mereka bahagia.
            Aku sadar SoonJi meneriakiku, tapi peduli apa aku. Yang ada di pikiranku hanyalah Himchan sunbae. Akupun berjalan sedikit tergesa menuju lapang basket. Terlihat team basket universitas Kyunghee sedang bekumpul, kecuali Zelo tentunya.
            Sudah 2 meter lagi aku dekat dengan mereka, tapi perasaan gugupku tiba – tiba menghantuiku. Terlihat Himchan sunbae yang sedang berbincang dan sesekali tertawa dengan teman – temannya itu.
            Ah… Senyumnya, tawanya, wajahnya.. Aku sungguh menyukai apapun yang ada padanya. Sekarang aku berdiri mematung didepan mereka. Mungkin terlihat bodoh, tapi akupun tak mengerti seluruh tubuhku begitu kaku. Perasaan gugupku telah menghancurkan rasa percaya diriku yang telah ku bangun selama ini.
            “Nuguseo?” ucap Himchan sunbae sambil menatapku dengan wajah bingung.
            “N-nan? Ah.. Haha, Annyeonghaseo~ Kang Yura imnida” ucapku dengan kepercaya dirian yang akhirnya datang walaupun belum sepenuhnya datang padaku.
            “Mencari siapa?” Tanya salah satu teman Himchan yang kalau tak salah bernama Bang Yongguk.
            “H-Him.. Himchan sun-sunbae” jawabku tergagap.
            “Na??” Tanya Himchan sunbae. Dan salah satu teman yang lainnya yang bernama Jung Daehyun membisikkan sesuatu pada Himchan sunbae yang aku tak tahu apa itu.
“Walaupun tak kau beritahu, aku pasti akan melakukan itu Daehyun-ah! Kau ini aneh sekali” ujar Himchan sunbae dengan lucunya, walaupun sebenarnya aku tak tahu apa yang sedang dibicarakan mereka. Setelah dia membisikkan sesuatu pada Himchan sunbae, kumpulan itu pergi dan berteriak “FIGHTING!” pada HImchan sunbae.
            “Jadi…. Ada apa mencariku?” tanyanya dengan senyuman mematikan andalannya itu yang membuatku selalu terpukau juga membuat seluruh tubuhku lemas, dan lidahku kaku. Dan tak lupa juga rasa gugup yang selalu datang padaku. *diborong*
            “A-Aku… Aku… Hanya ingin berkenalan denganmu sunbae. Hehe” aaah…. Aku pasti sangat bodoh saat ini. omoo…. God please help me!!
            “Oh, oke. Kajja, kita jalan – jalan!” mwo? Jalan – jalan?? Bahkan dia baru mengenaliku beberapa detik yang lalu?? Aah,, ini benar – benar berkah.
            “Kau sudah tak ada kuliah?” tanyanya.
            “Mm.. sepertinya sudah selesai. Waeyo?”
            “Ani, jadi kan kita bisa jalan – jalan ke luar. Kajja! Ikuti aku” benarkah? Aku tidak sedang bermimpi kan? Ini sungguh nyata kan? Bahkan ini lebih indah dari sebuah mimpi..
            Dia mengajakku ke sebuah café yang cukup terkenal di dekat Universitas Kyunghee. Tapi aku jarang sekali datang ke café ini karna yang ku tahu makanan di café ini seperti makanan yang ada di restaurant bintang 5, ya. Mahal.
            Dan sekarang aku masuk ke café ini, dengan Himchan sunbae? Omoo… bagaimana jika aku disuruh bayar? Bahkan uangku sedang ditabungkan untuk membeli kado ulang tahun SoonJi. Ya, dia besok ulang tahun.
            “Kajja, cari tempat duduk kesukaanmu!” ujar Himchan sunbae.
            “Eoh? Mm…. bagaimana kalau disana, dipojok sebelah kanan? Yang dekat jendela itu. Kurasa itu tempat yang baik” ucapku. Kamipun duduk di tempat yang aku pilih. Dan benar saja, view disini sangat baik. Terlihat air mancur yang ada diluar membuat kesan cukup romantic pada pertemuan ini. penerangan di café inipun sangat baik.
            “Kau mau pesan apa?” Tanya Himchan sunbae. Aduuh… bagaimana ini? aku benar benar sedang tak mempunyai uang.
            “Aku… Aku tak akan pesan apapun” jawabku.
            “Tak apa, pesan saja. Biar aku bayarkan. Tenang saja, aku tak akan membuatmu membayar kali ini” ucapnya seperti tau apa yang aku pikirkan.
            “Baiklah.. gomawo Himchan sunbae.. aku pesan cappuccino saja, aku sudah makan” jawabku sambil tersenyum dengan manis dan dibalas dengan senyuman mematikan Himchan sunbae.
            “Baiklah, dua gelas cappuccino” setelah memesan, pesanan pun datang.
            “Sekali lagi gomawo Himchan sunbae”
            “Sudahlah, ini tidak seberapa. Dan tak usah terlalu formal padaku, panggil saja aku apapun yang kau mau agar ketika kita mengobrol tak terlalu canggung. Bagaimana?”
            “Baiklah… bagaimana kalau…. Oppa?”
            “Mmmmm…… Tentu saja!” balasnya tanpa menghapus senyum manisnya.
            Kami cukup bersenang – senang di café ini. memang benar kata Zelo, Himchan Oppa cepat akrab. Dia benar – benar lelaki idealku. Setelah cukup lama berada di café ini, kami pergi ke suatu toko boneka yang tak jauh dari Kyunghee.
            “Yura-ah, warna apa yang paling kau sukai?”
            “Na? aku suka warna….. PINK!” jawabku semangat.
            “Baiklah, kau lihat – lihat dulu saja, biar aku belikan satu boneka yang sangat baik untukmu!”
            “Arraseo!” dan akupun mulai melihat – lihat boneka boneka yang lucu ini.
            Beberapa menit kemudian Himchan Oppa datang dengan kotak kado yang berwarna pink di tangannya. “Ayo kita ke taman. Aku akan memberimu ini disana.”
            Sesampainya di taman.
            Hari sudah mulai sore. Di taman ini banyak anak – anak yang berlarian dengan lucunya. Pemandangan disini pun sangat bagus sampai – sampai sunset-pun terlihat indah disini. Himchan Oppa mengajakku duduk di salah satu kursi di taman ini.
            “Yura-ah… Ini untukmu” kata Himchan Oppa sembari memberikanku boneka yang tadi dia beli.
            “Gomawo.. Boleh aku buka sekarang?”
            “Tentu saja” akupun mulai membuka bungkusan itu. Terlihat satu kotak lagi yang berisikan teddy bear berwarna pink yang memegang hati yang bertuliskan ‘saranghae’ menggunakan hangul.
            “Oppa……” ucakpu pelan karna terharu. Ini pertama kalinya dalam hidupku diberi boneka yang aku suka oleh seorang namja yang aku sukai.
            “Yura-ya.. Maukah kau menjadi yeojaku?” ucapnya yang sedari tadi tak menghapus senyum manis yang terus tertera paada bibirnya.
            “Oppa…… Ne, aku mau Oppa… gomawo… jeongmal gomawo.. nan jeongmal haengbokkae.. Oppa, saranghae” ucapku dan langsung dipeluk oleh Himchan Oppa. Sesudah itu dia mengantarku sampai ke rumah dan akupun tidur lelap bersama teddy bear yang tadi diberikan Himchan Oppa.
Next Day~
            Terkadang aku bingung, kenapa bisa dia mau menjadi namjachinguku? Padahal kemarin kami belum mengenal dekat. Apa dia mencoba mempermainkanku? Ah, itu tidak mungkin.
            Hari ini SoonJi ulang tahun yang ke 17. Aku akan memberikannya crayon yang berisikan 55 buah. Kupikir dia akan suka dengan hadiah ini. sembari menunggu Himchan Oppa datang, akupun menghampiri SoonJi yang sedang duduk tenang didekat kelas Himchan Oppa dan Zelo. Sepertinya dia sedang menunggu Zelo.
            “SoonJi-ya! Saengil chukkaeyo!!” teriakku pada SoonJi.
            “Ne, eonni-ya. Gomawo” jawabnya. Lalu aku memberinya kado yang sudah kubeli dengan uangku sendiri. Mengingat SoonJi adalah sahabat terbaikku yang sudah kuanggap sebagai dongsaengku sendiri, aku sampai mengumpulkan uang jajanku selama seminggu ini.
            Benar saja, dia sangat senang melihat hadiah yang kuberi ini. karena dia berada di fakultas seni, aku sudah yakin bahwa dia akan senang mendapat hadiah crayon dariku. Aku tahu dia sangat suka menggambar dan mewarnai, dan aku yakin dia akan menjadi seniman professional yang sangat sukses *Aamiin*
            Dia berterimakasih sampai mengatakan saranghae padaku. Aigoo… Dia benar benar seperti anak kecil.
            “Ne cheonma. Mwo? Kau mencintaiku? Haha, kau ini. Oya, SoonJi aku ini sudah milik orang lain”
            “Neo?? Tapi aku masih tetap dongsaengmu kan?” hahaha mukanya benar benar terlihat seperti orang bodoh.
            “Tentu saja! Neo paboya! Eh, kau sedang menunggu siapa?”
            “Nanti juga eonni tau. Apa eonni juga sedang menunggu?”
            “Ne, aku sedang menunggu namjachinguku. Kau juga?”
            “Ani.. eonni juga tau kalau aku tak boleh mempunyai namjachingu. Padahal aku sangat menyukai Zelo oppa” ucapnya dengan nada sedih.
            “Kau….. benar benar menyukaiku?” aah.. ternyata mereka sudah keluar. Aku yakin Zelo dan SoonJi akan menjadi sepasang kekasih kelak.
            “Ah, SoonJi-ya kuperkenalkan nae namjachingu Himchan Oppa” ucapku
            “MWOOO????!!!!!” mereka berteriak bersama.
            “Aigoo… kalian sungguh serasi, bahkan berteriakpun kalian sangat kompak. Ckckck” ucap Himchan Oppa dengan nada mengejek. Hahaha, mereka ini sangat lucu.
            “Ah~ sepertinya kita akan berangkat sekarang. Kita duluan ne? annyeong~” ucap  Himchan Oppa sambil mengamit tanganku dan berlangsung pergi meninggalkan Zelo dan SoonJi yang masih pada tempatnya.
            “Yura-ya~ bagaimana kalau hari ini kita ke mall?”
            “Jeongmal? Kajja Oppa!” ucapku bersemangat seakan dia tau kalau aku itu sangat suka shopping.
            Sesampainya di mall, dia mengajakku ke tempat baju – baju yang lucu. Aku mengajaknya untuk ketempat baju couple agar kita mempunyai baju yang sama.
            “Ah~ Yura-ya, warna kesukaanmu ungu bukan?”
            “Eh?” bahkan baru kemarin dia menanyakanku hal seperti itu dan sekarang sudah lupa?
            “Eoh? Bukan ya? Lalu.. Apa?”
            “Pink Oppa.. Pink.. Selalu ingatlah teddy bear yang kau kasih padaku sebagai tanda warna kesukaanku. Kaupun tau selera bonekaku. Aku sangat suka teddy bear. Dan juga… Aku sangat suka cappuccino. Apa kau bisa mengingat itu, Oppa?” ucapku panjang lebar.
            “Ne?? ah~ Ye.. aku akan berusaha untuk itu”
            “Kupikir itu tak akan sulit untukmu. Bahkan kita melalui waktu – waktu untuk tau apa barang dan minuman kesukaanku bersama, Oppa. Aku yakin itu tak akan sulit, selama kau benar benar mencintaiku..” entahlah apa ini hanya perasaanku atau apa? Kenapa wajahnya berubah ekspresi kosong seperti itu? Mana Himchan Oppa yang selalu tersenyum pada siapa saja? Apa mungkin benar… dia akan mempermainkanku??
            “Baiklah, kajja kita cari bajunya. Kau sekarang bebas memilih sesukamu. Pilihlah yang terbaik untuk kita. Arra?” ucapnya kembali tersenyum.
            “Arraseo, kajja!” ajakku sambil mengamit tangannya menuju tempat baju yang dimaksud.
            Baju couple berwarna pink sudah didapatkan. “Oppa, menurutmu.. warna pink itu seperti apa?” tanyaku.
            “Hm? Aku akan menjawabnya saat kita makan. Kajja, kita makan di restaurant favoriteku” kamipun pergi ke restaurant yang dimaksud menggunakan mobil milik Himchan Oppa.
Himchan POV~
            Aah… Entahlah. Apa yang terjadi padaku? Baru kali ini aku merasakan hal seperti ini. aku merasa bahagia berada didekatnya. Tidak seperti berada di samping yeojachinguku yang lainnya.
            Aku jadi merasa bersalah. Aku tau, aku memang salah. Aku tau aku ini playboy dan senang mempermainkan hati para wanita. Tapi.. Bukankah itu benar benar aku? Inilah aku, Kim Himchan. Seorang siswa di Kyunghee University yang sering dijuluki sebagai playboy ulung di universitas ini.
            Aku pun tau, aku telah bersalah pada semua wanita wanita itu. Tapi baru kali ini aku merasa sangat bersalah, setelah bertemu Kang Yura. Dia terlihat seperti ibuku sendiri, padahal aku tak menemukan sesuatu yang sama dari mereka berdua. Apa mungkin dia adalah cinta pertama yang telah kucari selama ini?
            Aku menjadi playboy bukan tanpa alasan. Tapi aku mempunyai misi untuk menemukan cinta pertamaku. Dan sepertinya sekarang aku telah menemukannya. Kang Yura… Dia yang membuatku menjadi seperti ini. aku harus memutuskan para yeojachinguku yang sebelumnya. Sekarang misiku telah berhasil.
            Terlihat Yura disampingku sedang tertidur dengan tenang. Sangat tenang sampai aku tak berani membangunkannya. Walaupun sekarang kita sudah sampai di restaurant favoriteku, tapi benar benar… Aku tak berani membangunkannya. Aku hanya ingin menatapnya dalam keadaan tenang seperti ini.
            “Sepertinya kau lelah Yura-ya~ aku berjanji padamu akan terus bersamamu. Aku yakin hatiku tak salah memilihmu menjadi cinta pertamaku saat ini. aku akan bersamamu dan meninggalkan para yeoja yang selama ini kukencani untuk mencari cintaku, dan sekarang aku menemukannya. Yaitu kau. Aku benar benar berjanji akan meninggalkan mereka semua. Aku berjanji.” Ucapku dengan suara pelan.
            “Hmmm….. Oppa, kita sudah sampai? Apa kau berbicara padaku? Aku tertidur ya? Aduuh…” ucapnya sambil mengucek matanya agak kasar.
            Aku mengambil tangannya untuk menghentikan perbuatan yang bisa membuat organ penting pada tubuhnya itu rusak. “Hentikan…. Itu bisa merusak matamu. Bahkan bisa merusak wajahmu” ucapku lalu mengusap matanya dengan penuh kasih sayang.
            “Oppa…. Apa kau benar – benar mencintaiku? Atau kau hanya mencintaiku karna wajahku? Aah, itu tidak mungkin. Bahkan wajahku tidak cantik” ucapnya dengan tatapan kosong.
            “Aniyo… Ani… Neon neomu yeppeo. Bahkan aku sampai tak mau mengedipkan mataku barang hanya melihatmu tertidur. Ah, lebih baik sekarang kita makan. Kajja!” ucapku jujur dan dibalas dengan senyuman oleh Yura yang membuat wajahnya semakin manis.
            Setelah memilih tempat yang pas, kami duduk sambil mengobrol ringan. Tapi tiba – tiba….
            “Himchan Oppa? Oppa? Kau benar Himchan Oppa? Omooo….. Oppa, neomu bogoshippeo”
Yura POV~
            Sambil menunggu makanan datang, aku dan Himchan Oppa mengobrol. Tapi ada seorang wanita yang menghampiri bangku kami. Dia tinggi dan memakai dress berwarna ungu.
            “Himchan Oppa? Oppa? Kau benar Himchan Oppa? Omooo….. Oppa, neomu bogoshippeo. Akhirnya kau mengundangku untuk makan malam hari ini” ucapnya. Mwo? Siapa dia? Apa sekarang aku sedang benar – benar dipermainkan??
            “Nuguya??” ucapku dengan nada dingin. Yaa, walaupun Kang Yura selalu ceria, tapi dia juga manusia yang akan merasakan marah bukan? Akupun masih bisa disebut manusia normal bukan??
            “Mwo? Seharusnya aku yang bertanya padamu. Nuguya? Aku adalah yeojachingu Himchan Oppa. Siapa kau?” ucap wanita itu dengan nada sinis.
            “Ige mwoya?! Oppa, kau mempermainkanku? Jeongmal?? Aku benar benar kecewa padamu Oppa… kenapa kau lakukan ini semua??” ucapku bersedih dengan mata berkaca – kaca.
            “Oppa… kau menduakanku? Kau menduakan Park MinJi??! Beraninya kau!”
            ‘PLAKK!!’ sebuah tamparan mendarat di pipi Himchan Oppa. Wanita itu benar benar sangar. Bahkan akupun yang sekarang sama sakitnya seperti dia tak berani melukai orang yang benar – benar aku cintai.
            “Oppa.. apa korbanmu hanya kita berdua? Atau… atau mungkin masih ada yang lain? Bahkan mungkin banyak wanita lain yang sama seperti kita? Jujur aku sangat kecewa. Tapi akupun tak mengerti, aku tak berani melukaimu sedikitpun. Oppa… apa kau merasa bersalah? Ah, aku yakin kau pasti merasa sangat sangat bersalah” ucapku dengan air mata yang perlahan bercucuran. Ini pertama kalinya aku menangis didepan banyak orang.
            “Bahkan aku tak bisa melukaimu hanya karna aku tergila – gila padamu. Hey ayolah, kau pasti akan merasa sangat bersalah karna telah membuat aku tergila – gila padamu seperti ini bukan? Kau membuatku tergila gila dengan pesonamu, dengan kata – katamu, dengan senyumanmu. Aku tergila – gila karena itu. Haah… Aku benar benar bodoh bukan? Bahkan semua yang telah kau berikan padaku adalah sesuatu yang busuk! Sesuatu yang tidak benar! Hey kau! Park MinJi-sshi! Kita benar benar bodoh bukan terpikat oleh lelaki seperti ini?” ucapku dengan rasa sedih dan amarah yang bercampur aduk.
            Wanita itu akan melayangkan tamparannya padaku. Tapi tertahan oleh tangan Himchan Oppa. “Kau… Jangan pernah berani melukai yeoja ini! kau masih mengira aku namjamu huh? Bahkan setelah bertemu yeoja ini aku telah melupakanmu sepenuhnya, Park MinJi-sshi!”
            “Inikah caramu memperlakukan korbanmu, Oppa? Apa kelak aku akan diperlakukan seperti ini olehmu? Kau sekarang bahkan lebih rendah dari sebuah sampah!” ucapku sambil pergi dengan amarah yang bergejolak. Tapi langkahku terhenti karena tertahan oleh tangan Himchan Oppa yang menggenggam tanganku.
            “Kajima…. Nan jeongmal saranghae Kang Yura… jeongmal saranghae. Kajima.. aku tak akan memperlakukanmu seperti ini kelak, aku berjanji. Akan menjagamu Kang Yura”
            “Lalu melepaskanku begitu saja setelah kau bosan?” ucapku dengan pedasnya. Dia menghela nafas berat.
            “Oppa, pergilah untuk casting di sebuah entertainment terkenal, aku yakin kau pasti akan diterima disana. Aktingmu sungguh bagus!” ucapku lalu melepaskan tangannya kasar.
            Wanita yang bernama Park MinJi itu terjatuh sambil menangis ke lantai. Terlihat seorang pria yang kalau tak salah… dia…
            “Jung Daehyun?” panggil Himchan Oppa. Daehyun? Dia anggota tim basket kampus bukan? Orang yang waktu itu membisikan sesuatu pada Himchan Oppa bukan?
            “MinJi, ayo kita pulang… aku akan mengantarkanmu sampai rumah” ujarnya lembut pada wanita itu.
            “Shirreo”
            “Ayolah Park MinJi… kau tidak pernah bertingkah seperti ini sebelumnya. Mana Park MinJi yang selama ini aku kenal? Park MinJi tidak pernah bertingkah lemah seperti ini! ayolah MinJi, ikut bersamaku… aku akan mengantarmu. Lupakan saja Himchan. Kajja!” ujar Daehyun sembari membantu wanita itu untuk berdiri. Dan mereka pun pergi dengan raut wajah sinis.
            “Yura-ya.. aku benar – benar tidak berbohong padamu. aku benar benar menyayangimu….” Himchan Oppa berkata pelan.
            “Haha.. kau kira aku akan percaya, Oppa? Kau tahu, tidak akan ada penjahat yang mau mengakui kesalahannya. Kecuali dia adalah penjahat idiot” ujarku sinis
            “Maka aku akan menjadi penjahat yang kau maksud. Demi mendapatkanmu, aku rela melakukan apapun. Aku benar – benar tidak berbohong Kang Yura!” ujarnya parau.
            “Jangan pernah sebut namaku lagi! Aku tak akan mungkin tertipu oleh acting busukmu itu Kim Himchan!” teriakku dan langsung pergi meninggalkan Himchan Oppa yang terlihat terpuruk itu. Hah… actingnya benar – benar tak bisa diragukan. Dia sungguh hebat.
            Bahkan aku memujinya disaat aku tersakiti olehnya. Kenapa kau melakukan ini padaku Oppa? Apa aku melakukan sesuatu yang salah padamu? kenapa kau membuatku merasa sakit seperti ini? Jeongmal nappeunde..
Kim Himchan POV~
            Dia meninggalkanku. Aku tau aku bersalah. Bahkan aku sudah tak memikirkan MinJi, otakku telah penuh oleh sosok seorang Kang Yura. Dia mungkin tak akan kembali padaku, tapi aku tak akan menyerah begitu saja. Aku akan membuatnya berada disampingku lagi, dan menjadi milikku selamanya.
            Tapi, apa sebenarnya yang telah terjadi barusan? Minji bilang aku mengundangnya untuk makan malam? Bahkan aku tak mempunyai no penselnya di ponselku. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?
            Dan bagaimana bisa ada seorang Jung Daehyun barusan? Setahuku, dia hanya akan pergi keluar dari rumahnya jika ada perlu. Pada waktu luang pun dia pasti hanya akan pergi ke lapang basket untuk berlatih, bukan pada restaurant seperti ini.
            Apakah kejadian ini ada hubungannya dengan Jung Daehyun? Ayolahh…. Berpikir cerdas Kim Himchan….
            Ja! Aku tahu! Bukankah Daehyun mencintai Minji? Saat aku pertama kali bertemu dengan Yura di lapangan basket Kyunghee, Daehyun sempat berbisik padaku. ‘Dekati dia… Dan lupakan yang lain.’
            Benar, tak biasanya dia begitu antusias untuk berbisik padaku ketika aku mendekati seorang wanita. Dia pasti tahu aku akan mendekatinya walaupun tak dia suruh. Aku yakin dia pasti capek menunggu Minji untuk datang padanya karna Minji terlalu tergila – gila padaku. Lalu dia menyuruhku untuk mendekati Yura dan melepaskan Minji agar dia bisa bersamanya. Kau pintar Kim Himchan!
***

@Kyunghee University 08.00 AM
            Aku berusaha mencari sosok Kang Yura yang biasanya akan melewati lapangan basket ketika akan memasuki kelas. Kenapa aku tak kunjung melihatnya? Apa jadwalnya sedang kosong hari ini? tapi aku melihat gadis lain yang kalau tak salah dia adalah yeojachingu Zelo yang setahuku dia selalu bersama Yura. Lebih baik aku menanyakan Yura saja padanya.
            “Chogi, Annyeonghaseo. Apa kau temannya Yura?” Tanyaku sopan pada gadis ini.
            “Ne, Annyeonghaseo. Benar, aku teman Yura eonni. Bahkan aku sahabat baiknya. Waeyo?”
            “Ah~ Apa kau tau dimana Yura sekarang? Apa keadaannya baik – baik saja?” tanyaku.
            “Eoh? M-Mollaseo…” jawabnya pelan.
            “SoonJi-ah!”terdengar suara Zelo yang sedang berlari menghampiri kami.
            “Kalian…. Sedang apa?” tanyanya seperti curiga padaku.
            “Tenang saja Zelo-ah, aku tak akan merebutnya darimu. Aku hanya ingin bertanya dimana Yura sekarang”
            “Yura? Sahabatnya SoonJi? Bukankah dia berdiam diri di kamarnya dan tak mau keluar?”
            “Oppa!” SoonJi menutup mulut Zelo. “A-ah… ani, Yura eonni tidak apa – apa. Dia bukan tidak mau keluar dari kamarnya, dia hanya…. Dia hanya…..” tak ada waktu lagi untuk mendengar penjelasan palsu dari gadis ini. aku tahu dia sedang berbohong dengan tingkah laku seperti itu.
            Aku bergegas menuju ke rumah Yura dengan perasaan cemas. Apakah dia berbuat seperti ini karena aku? Aku sekarang berada di posisi yang sangat menyedihkan. Aku sangat merasa bersalah sekarang.
            Sesampainya di rumah Yura, aku dipersilahkan masuk oleh Ahjumma dan langsung saja aku menuju ke kamar Yura. Dan benar saja, sesuai penjelasan Ahjumma, Yura tak mau keluar kamar sejak kemari malam. Dia pun pulang dengan mata yang sembab. Pasti dia habis menangis, dan ini semua kesalahanku.
            “Yura… Yura-ya~ Keluar, ini aku Himchan. Biarkan aku menjelaskan suatu hal padamu agar tak terjadi kesalah pahaman diantara kita” ucapku sembari mengetuk pintu kamar Yura.
            “Untuk apa kau datang kesini Oppa?! Ka!” jawabnya kasar dari dalam sana.
            “Ani. Aku tidak akan pergi sebelum kau mendengarkan penjelasanku. Keluar saja sebentar Yura-ya..”
            “Shirreo! Jelaskan saja pada pintu kamarku! Aku tak mau mendengarkan perkataan busukmu itu!”
            “Baik, aku akan menjelaskan semuanya disini. Tapi tolong dengarkan aku baik – baik”
            “Sebenarnya aku dijebak oleh Daehyun. Ku akui aku memang mempermainkan hati para yeoja sebelum aku bertemu denganmu Yura-ya.. Sampai aku bertemu dengan Minji, yeoja yang kemarin datang ke restaurant.
            Dulu aku dengannya sempat menjalani hubungan. Tapi aku tak merasakan apapun saat ada di dekatnya. Rasanya datar dan hambar. Berbeda saat aku berada disisimu Yura-ya… aku merasa bahagia dan hidup ini terasa begitu manis.
            Kau tahu alasanku mendekati banyak wanita? Sebenarnya aku hanya ingin mencari cinta pertamaku saja. Aku mendekati mereka hanya karna ingin merasakan perasaan yang sama dengan mereka padaku. Tapi aku tak bisa.
            Setelah bertemu denganmu, aku merasakan hal itu Yura-ya.. akhirnya aku mendapatkan cinta pertamaku. Yaitu kau Kang Yura…” ujarku panjang lebar
            “Ternyata kau itu selain berbakat acting, kau juga berbakat menjadi penulis novel!” ujarnya kasar. Aku hanya menghela napas dan kembali menjelaskan.
            “Sudah kubilang aku dijebak oleh Daehyun. Kau masih ingat ketika kita pertama bertemu? Daehyun membisikkan sesuatu padaku. Dia bilang, Dekati dia.. dan jauhi yang lain.
            Sebenarnya dia tahu walaupun dia tak memberitahuku pasti aku akan tetap mendekatimu, sesuai dengan misiku. Sebenarnya dia capek jika harus terus menunggu Minji untuk datang padanya. Sampai akhirnya dia melakukan hal bodoh semacam ini.
            Peristiwa kemarin sudah direncanakan oleh Daehyun. Dia mengundang Minji untuk makan malam dengan menggunakan namaku sebagai pengundang. Dia mengundang Minji ketika aku sedang bersamamu. Dia ingin Minji meninggalkanku agar dia bisa bersamanya. Dan akhirnya terjadilah kejadian seperti kemarin” tak ada jawaban dari dalam kamar.
            “Yura-ya~ apa kau mendengarkanku? Apa kau tertidur?” tanyaku takut – takut aku berbicara sendiri.
            “Aniyo, teruskan” syukurlah…
            “Nan jeongmal saranghae Kang Yura. Dulu kau pernah bertanya apa arti warna pink untukku? Pertama kali aku mendengar kau ingin membeli baju couple kita berwarna pink, sebenarnya aku sedikit aneh. Dan ketika kau menanyakan apa arti warna pink padaku, aku sempat bingung untuk menjawab apa. Tepi sekarang aku tau jawabannya.
            Pink adalah kau. Warna pink selalu mengingatkanku padamu. karna kau segalanya untukku, maka warna pink pun akan menjadi segalanya untukku. Walaupun sebenarnya aku tak terlalu suka pada warna pink, tapi aku tetap menyayanginya. Hal ini bukan berarti aku tak suka padamu, aku hanya kurang suka pada warna pink. Jeongmal..
            Dan juga aku telah mengingat warna favoritemu, boneka favoritmu, minuman favoritemu, bahkan tanpa kau beritahu artis favoritemu pun aku sudah tahu. Warna kesukaanmu pink, boneka kesukaanmu teddy bear, minuman favoritemu adalah cappuccino, dan artis favoritemu adalah Donghae Super junior bukan?
            Yura-ya~ tolong jangan tinggalkan aku. Kau mungkin bukan yeojachingu pertamaku, tapi kau adalah cinta pertamaku. Kau tahu, apalah artinya menjadi sepasang kekasih jika tidak dilandasi rasa kasih sayang? Hubungan itu akan hampa bukan? Ini akan berbeda jika kita berhubungan Yura-ya~ kau mencintaiku bukan? Akupun mencintaimu. Maka jika kita berhubungan, hubungan kita akan harmonis. Aku percaya itu.” Jelasku sepenuh hati.
            Pintu kamar Yura perlahan terbuka, dan terlihat Yura dengan mata berkaca – kaca yang segera memelukku dengan erat. Aku pun balas memeluknya. “Geurrae Oppa. Aku akan kembali bersamamu. Kau tak bohong padaku, bukan? Tolong jangan cintai wanita lain selain aku dan keluargamu.”
            “Arraseo” jawabku dengan senyum tulusku.
            Dia melepas pelukannya, “Geundae, Oppa kenapa bisa tahu jika aku menyukai Donghae Super Junior?”
            “Bagaimana aku tak tahu jika kau memasang posternya di depan pintu kamarmu?” ucapku.
            “Ya! Oppa~ kupikir itu adalah feeling karena kau cinta padaku”
            “kau ini… yang penting kau mencintaiku dan aku mencintaimu. Kau juga jangan mencintai lelaki lain kecuali aku dan keluargamu. Dan jangan terlalu terobsesi oleh orang ini, itu akan membuatmu gila” ujarku seraya menunjuk ke arah poster besar yang terpampang di pintu kamar Yura.
            “Aissh Oppa ini. geurrae. Saranghae Himchan Oppa”
            “Nado saranghae Kang Yura” ujarku lalu mengecup puncak kening Yura dengan penuh kasih sayang.
THE END




Eotthokkae???????? Bagus kah? Jelek kah? Mohon kritik dan sarannyaaaaaa…….. FF kedua yang mungkin berakhir gaje. maafkanTT. Kritik dan saran dari anda akan sangat bermanfaat untuk saya.Gomawo^^