Friday 17 January 2014

60 Minutes to Love You

60 Minutes to Love You
Author            : JongYi Hope Angel
Title : 60 Minutes to Love You
Genre             : Romance
Length            : Freelance, 1POV
Main Cast      :
*   Jung Hoseok aka J-Hope
*   Laurent Paula aka Laurent
*   Daniel Hwang aka Dan
Rating            : T
Disclaimer      : Inspiration isn’t come easily, hoping you’ll reading well!^^
“ I just have 60 minutes to love you.”
-    Jung Hoseok
Jung Hoseok POV
         Ini kali pertama aku bisa menghirup udara segar. Setahun ini aku disibukan dengan kegiatan showku. Tepat mendekati tahun baru ini, aku berjalan keliling Seoul. Aku memasuki banyak kedai makanan di pinggir jalan. Makanan yang sangat kurindukan akhir-akhir ini. di dorm aku terus diberi daging sapi olahan, jelas sekali aku merindukan makanan lainnya. Sebenarnya bukan makanan pinggir jalan yang kuingin, tetapi masakan Eomma yang sangat lezat di rumah.
         Aku menatap orang-orang yang berlalu lalang dari dalam kedai kopi. Di saat seperti ini, banyak sekali pasangan muda yang saling bergandeng tangan. Banyak anak muda yang asyik menyanyi di pinggir jalan yang sebenarnya jika mereka mau mereka bisa menjadi artis. Banyak juga turis asing yang berlalu lalang dengan dandanan khas mereka.
         Ada seorang yeoja yang menarik perhatianku. Dia turis asing dengan baju terkesan santai namun imut. Dia berjalan sangat buru-buru, sepertinya ada sesuatu yang terjatuh dari jaket putihnya. Langkah kakinya berlalu begitu saja tanpa menyadari sesuatu terjatuh dari jaketnya.
         Aku langsung melangkah keluar kedai dan melihat apa yang terjatuh dari jaketnya tadi. Ini paspor. Untung aku yang menemukannya, jika yang lain mungkin dia bisa mati di sini.
         Aku mengejar yeoja itu, tapi langkahnya bahkan lebih cepat dariku. Aku menarik napas panjang dan membuangnya sehingga mengeluarkan asap putih dari mulutku. Laurent Paula. Aku membaca namanya yang seperti artis.
         Terlihat yeoja itu sedang membuka-buka tasnya seperti mencari sesuatu. Aku harus ke sana selagi dia masih mencarinya. Aku berlari mendekati yeoja dengan nama Laurent Paula.
         “ Laurent Paula.” Ucapku kecil namun masih terdengar di telinga yeoja itu. “ Kau mencari paspormu?” tanyaku sambil tersenyum.
         “ Itu salah satunya.” Katanya sedikit terbata-bata. “ Gomawo~” tambahnya sambil mengambil paspor dari tanganku.
         “ Maksudmu kau kehilangan barang lainnya?” Aku membulatkan mataku.
         “ Sepertinya.” Ujarnya sambil tersenyum kecil.
         “ Apa itu?” Terpikir di benakku untuk membantu mencarinya.
         “ Ponsel dan kacamataku.” Jawabnya singkat.
         “ Bisakah aku membantumu?” tawarku memasang wajah termanisku.
         Aku tatap yeoja di depanku, sepertinya dia agak ketakutan denganku. Bagaimana tidak, di negeri orang bertemu dengan orang yang tidak dikenal yang tiba-tiba menawarinya bantuan. Tunggu, dia tidak mengenaliku? Yang benar saja.
         “ Kau tidak mengenaliku?” Tanyaku polos.
         “ I’m sorry i’m not.” Dia membungkukan badannya. “ Boleh pinjam ponselmu? Aku harus menelepon seseorang.” Dia akhirnya memberanikan diri.
         Tanpa pikir panjang aku memberikan ponselku. Aku menatapnya yang tampak sangat hapal dengan nomor yang diketiknya. Kalau dilihat lebih dalam, wajahnya sangat cantik. Sepertinya dia tidak operasi sama sekali. Aku tatap dia dari ujung kaki sampai ujung rambutnya. Dia tinggi dengan badan yang agak berisi. Kulitnya tidak terlalu putih, tidak terlalu hitam juga. Tubuhnya cukup bagus untuk jadi model.
         “ Gomawo.” Dia menyerahkan ponselnya dan membuatku agak terkejut. “ Kau tahu dimana ini?” tanyanya sambil menunjukan secarik kertas di tangannya.
         “ Itu satu jam dari sini. ingin kuantarkan?” Tawarku sambil tersenyum.
         “ Jika kau tidak keberatan.” Jawabnya menerima tawaranku.
         Aku mengajaknya jalan ke dormku dulu untuk mengambil mobil. Di dorm Suga dan Jin Hyung sudah menatapku tajam meminta penjelasan siapa yeoja di sampingku. “ Nanti aku jelaskan, Hyung.” Ujarku dengan memaksakan senyumku.
         Kami memulai perjalanan kami dengan mobilku. Di perjalanan tidak ada pembicaraan sama sekali, hening. Ini sangat membuatku tidak nyaman. Biasanya di Van kami selalu berisik dengan beribu kata.
         “ Ah, kenapa kau ingin ke sana?” aku mencairkan suasana yang sangat beku.
         “ Untuk bertemu dengan seseorang.” Jawabnya singkat.
         “ Oya, aku Jung Hoseok. Panggil aku J-Hope.” Aku memperkenalkan diri.
         “ Wait.” Dia berteriak pelan namun cukup mengejutkanku. “ Bangtan Boys?” Tanyanya sambil menunjukan telunjuknya ke arah wajahku.
         “ Yes. Bangtan.” Aku tersenyum.
         “ Aku pernah mendengar kakak dan adikku menceritakan tentang Bangtan. Mmm, V dan Jungkook.” Dia mulai berani bercerita kepadaku.
         “ Mereka menyukai kami?” aku heboh sendiri.
         “ Ya.” Dia mengangguk sama hebohnya.
         Akhirnya suasana mobil menjadi sangat cair dengan canda tawa yang kami keluarkan. Setidaknya sering kali dia menggunakan bahasa Inggrisnya yang membuatku harus berpikir sangat lama.
         Aku merasa mobilku agak tidak enak. Tepatnya di belakang sebelah kiri. Aku memberhentikan mobilku ke pinggir jalan, dan benar saja ban mobilku bocor. Aku membuka bagasi mobil, hanya ada alat-alat untuk menservicenya saja. Mana ban? Sepertinya aku harus menunda kata-kata satu jam.
         “ Ada apa?” Tanyanya setengah berteriak.
         “ Bannya bocor.” Balasku sambil menatap ban yang tidak berdaya itu. “ di depan sana sepertinya ada yang menjual peralatan mobil. Kau tunggu di sini, aku akan ke sana dulu!” aku berlari sambil pamit melalui jendela yang terbuka di dekatnya.
         Aku berlari menuju bengkel itu. aku menyerahkan kartu kreditku untuk membayar ban yang sudah kubeli. Aku kembali dan menatap ke dalam mobil. Dimana Laurent? Aku menaruh ban di samping mobil terlebih dahulu, lalu berlari mencari Laurent.
         Aku sudah berlari dan kembali ke mobil, tapi kudapati Laurent belum kembali. Aku membenarkan bannya dulu, lalu menunggunya sambil duduk di atas mobil. Dua puluh menit, dua puluh lima menit, kenapa dia belum kembali juga?
         “ Hoseok?” Seseorang mengejutkan lamunanku.
         “ Laurent?” Balasku langsung memeluknya.
         Aku masih memeluknya tanpa melepasnya sama sekali. Dia tampak berusaha melepas pelukanku, tapi gagal karena aku terlalu erat memeluknya. “ Jangan pergi tanpa seizinku lagi.” Aku mengacak-acak rambutnya.
         “ Maksudmu?” Dia sedikit bingung dengan tingkahku.
         “ Kau ini seorang turis asing di sini. memang kau hapal jalan di sini? memang kau tahu keadaan di sini?” Aku berkata sedikit keras.
         “ Kau benar. Terima kasih untuk memedulikanku.” Balasnya sambil tersenyum tipis. Cantik. “ Ini aku membawa kopi untukmu.” Dia menyerahkan satu cup kopi kepadaku.
         Kami diam dulu sejenak untuk beristirahat. Aku tahu dia masih kelelahan karena perjalanan di udara yang cukup lama tadi. Bahkan dia sampai tertidur di rangkulanku.
         Aku merasa seperti di drama dan film-film yang kutonton. Seorang namja dan yeoja yang tidak sengaja bertemu lalu menjadi seorang kekasih. Tidak peduli status, tidak peduli umur, dan tidak peduli kecaman dari banyak orang. Apa aku akan merasakan hal-hal seperti di film itu?
         “ Masih lelah? Atau ingin melanjutkan perjalanan?” aku membenarkan jaketnya.
         “ Ayo kita lanjutkan.” Jawabnya langsung turun dari atas mobil.
         Perjalanan kali ini menjadi tidak seheboh tadi karena Laurent yang tidur sangat pulas. Mobil jadi bersuara karena aku memutar lagu-lagu di mobil agar aku tidak mengantuk. Beberapa jam lagi akan ada banyak petasan karena tahun baru. Sepertinya aku akan merayakan tahun baru di sana saja.
         Sepertinya kami sudah sampai di alamat yang ditunjukannya tadi. Ini gedung besar, sepertinya ini kantor. Dan Paula Inc. Aku membaca kalimat itu. ini kantornya.
         “ Sudah sampai.” Ucapku membangunkan Laurent.
         Dia langsung terbangun dan keluar dari mobil. “ Ingin ikut ke dalam? Ayolah.” Dia menarikku keluar mobil dan ikut ke kantornya.
         Di gedung serba putih ini aku melihat sudah banyak orang di dalamnya. Ada orang Korea juga. Sepertinya akan ada acara besar di sini. terlihat jelas ada banyak makanan di sebelah kanan. Di tengah-tengah ruangan ada panggung kecil.
         “ Dan~” Laurent berteriak lalu langsung memeluk namja yang dipanggilnya Dan itu.
         Aku menatap kemesraan diantara keduanya. Bodoh sekali aku percaya dengan film-film yang kutonton. Persetan, aku sudah menyukainya, aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertamaku.
         “ Hoseok ini Daniel, Daniel ini Hoseok.” Dia memperkenalkan kami berdua.
         “ Bangtan?” Dan bertanya sambil menyalamiku.
         “ Ya, benar.” Aku memasang senyum yang agak terpaksa.
         “ kami akan membuka kerja sama antar negara kami dengan Korea di tahun baru nanti. bisakah kau memberi hiburan?” Dan menepuk-nepuk pundakku.
         “ Dengan senang hati.” Aku tertawa sedikit untuk menutupi rasa kecewaku.
         Aku menaiki panggung dengan dandanan apa adanya. Aku menyanyi dengan suara yang sebenarnya agak sedikit serak. Setidaknya dengan menyanyi aku bisa menutupi rasa sakit hatiku.
         Dalam pikiranku selalu terngiang kata-kata ini, ‘ 60 menit bersamamu, 60 menit melihat tawamu, 60 menit berlalu, 1 menit aku merasa sakit.’ Tidak seharusnya aku terlalu berharap kepada yeoja ini. yeoja yang jelas sekali baru kukenal.
         “ Whooaa, suaramu bagus.” Laurent menghampiriku di belakang panggung.
         “ Gomawo.” Aku membalasnya singkat. “ Daniel itu siapa?” Aku memberanikan diri untuk memerangi perasaanku yang kecewa adanya.
         “ Dia tunanganku. Kami berencana untuk menikah di Korea ini. bisakah Bangtan menjadi special guest?” Laurent menjelaskan walau sebenarnya itu malah membuat perasaanku semakin sakit.
         “ Sebenarnya aku mau. Tapi harus menyesuaikan dengan jadwalku.” Aku menggaruk tengkukku yang sebenarnya tidak gatal. “ Ini nomor manager kami, hubungi saja dia.” Aku memberikan kartu nama manager kami.
         “ Okay. Ayo makan.” Laurent menarikku ke tempat makan.
         “ Aku harus pulang. Masih ada jadwal latihan.” Aku berbohong sedikit.
         Aku pamit dengan basa-basi terlebih dahulu dengan Dan. Akhirnya dia membiarkanku pulang. Aku berjalan ke tempat parkir dan menatap Laurent yang tampak bahagia dengan Dan. Mereka cocok. Memang siapa aku? Orang yang baru dikenal dan tiba-tiba menyukainya. Bodoh.
***
         Di dorm Suga dan Jin hyung masih menunggu di bar makan. Wajahku aku tekuk karena aku masih merasa sakit hati. “ Jelaskan.” Suga hyung membuyarkan ingatanku.
         “ Menjelaskan apa?” aku menatap Suga hyung polos.
         “ Yeoja itu.” Jin hyung membalas dengan memakan anggur di mulutnya.
         “ Ah, dia Laurent. Seorang Turis yang kehilangan barang-barangnya.” Aku menjelaskan walaupun masih kurang detail.
         “ Kau menyukainya?” Jin hyung menatapku lebih dekat lagi. Suga hyung juga menatapku lekat dengan yogurt di tangannya.
         “ Walaupun aku menyukainya, aku takkan bisa memperjuangkannya.” Aku berbicara dengan sedikit menunduk.
         “ Maksudmu?” Suga hyung menjadi penasaran dengan perkataanku.
         “ Dia sudah tunangan. Menyedihkan.” Aku mengambil anggur dari tangan Jin hyung.
         Suga dan Jin hyung langsung menggelengkan kepalanya menatapku yang menjadi sangat lemah.
         Baru saja aku akan melangkah ke kamar, tiba-tiba Monnie keluar dengan memegang ponsel di tangannya. “ tanggal 6 Januari nanti kita harus menyanyi di pernikahan Daniel, dia pemilik Dan Paula inc.” Aku terdiam di dekat pintu ketika mendengar nama Daniel.
         aku memasuki kamar. Dan kutatap Jungkook, V, dan Jimin sedang asyik bermain di iPadnya. Aku terlalu sedih, jadi aku langsung menaiki ranjangku dan menutupi wajahku dengan selimut.
***
         Tuxedo putih sudah terpasang di badanku dan member Bangtan lainnya. Laurent benar-benar serius dengan omongannya. Dia memaksa Dan untuk mengundang kami ke acara pernikahannya.
         Aku menatap Laurent dan Dan sudah menaiki alter dan mengucap janji suci mereka. Tanpa aku perintahpun air mata sudah keluar dari mataku. Aku benar-benar jatuh cinta kepadanya. Ini gila.
         Suga hyung menatapku lalu memberikan sapu tangannya. Tangannya menepuk-nepuk tanganku yang lain agar aku tabah melihatnya. “ Tuhan punya rencana lain.” Suga menenangkan hatiku dengan senyum khasnya.
         Aku mengangguk lalu menghapus air mataku. Ya, Tuhan punya rencana lain yang pasti lebih indah dari yang kita inginkan.
         Kami menaiki panggung dan aku berdiri di dekat pemain piano. Sesekali kami harus berinteraksi dengan pemain piano. Kutatap pemain piano itu, DEG. Tatapannya lebih indah daripada Laurent. Ternyata ini rencana Tuhan.
         Dibalik panggung aku langsung mengajak pemain piano itu berkenalan. “ Hoseok imnida.” Aku menyalami tangannya.
         “ Aku Youngie. Senang bisa berkenalan denganmu.” Dia membalas salamku sambil merapikan rambutnya. Cantik.

~~FINISH~~

No comments:

Post a Comment