60
Minutes to Love You
Author : JongYi Hope Angel
Title : 60 Minutes to Love You
Genre : Romance
Length : Freelance, 1POV
Main Cast :
Jung Hoseok aka J-Hope
Laurent Paula aka Laurent
Daniel Hwang aka Dan
Rating : T
Disclaimer : Inspiration isn’t
come easily, hoping you’ll reading well!^^
“ I just have 60 minutes to
love you.”
-
Jung Hoseok
Jung Hoseok POV
Ini kali pertama aku bisa menghirup udara segar. Setahun ini
aku disibukan dengan kegiatan showku. Tepat mendekati tahun baru ini, aku
berjalan keliling Seoul. Aku memasuki banyak kedai makanan di pinggir jalan.
Makanan yang sangat kurindukan akhir-akhir ini. di dorm aku terus diberi daging
sapi olahan, jelas sekali aku merindukan makanan lainnya. Sebenarnya bukan makanan
pinggir jalan yang kuingin, tetapi masakan Eomma yang sangat lezat di rumah.
Aku menatap orang-orang yang berlalu lalang dari dalam kedai
kopi. Di saat seperti ini, banyak sekali pasangan muda yang saling bergandeng
tangan. Banyak anak muda yang asyik menyanyi di pinggir jalan yang sebenarnya
jika mereka mau mereka bisa menjadi artis. Banyak juga turis asing yang berlalu
lalang dengan dandanan khas mereka.
Ada seorang yeoja yang menarik perhatianku. Dia turis asing
dengan baju terkesan santai namun imut. Dia berjalan sangat buru-buru,
sepertinya ada sesuatu yang terjatuh dari jaket putihnya. Langkah kakinya
berlalu begitu saja tanpa menyadari sesuatu terjatuh dari jaketnya.
Aku langsung melangkah keluar kedai dan melihat apa yang
terjatuh dari jaketnya tadi. Ini paspor.
Untung aku yang menemukannya, jika yang lain mungkin dia bisa mati di sini.
Aku mengejar yeoja itu, tapi langkahnya bahkan lebih cepat
dariku. Aku menarik napas panjang dan membuangnya sehingga mengeluarkan asap
putih dari mulutku. Laurent Paula.
Aku membaca namanya yang seperti artis.
Terlihat yeoja itu sedang membuka-buka tasnya seperti
mencari sesuatu. Aku harus ke sana selagi dia masih mencarinya. Aku berlari
mendekati yeoja dengan nama Laurent Paula.
“ Laurent Paula.” Ucapku kecil namun masih terdengar di
telinga yeoja itu. “ Kau mencari paspormu?” tanyaku sambil tersenyum.
“ Itu salah satunya.” Katanya sedikit terbata-bata. “
Gomawo~” tambahnya sambil mengambil paspor dari tanganku.
“ Maksudmu kau kehilangan barang lainnya?” Aku membulatkan
mataku.
“ Sepertinya.” Ujarnya sambil tersenyum kecil.
“ Apa itu?” Terpikir di benakku untuk membantu mencarinya.
“ Ponsel dan kacamataku.” Jawabnya singkat.
“ Bisakah aku membantumu?” tawarku memasang wajah
termanisku.
Aku tatap yeoja di depanku, sepertinya dia agak ketakutan
denganku. Bagaimana tidak, di negeri orang bertemu dengan orang yang tidak
dikenal yang tiba-tiba menawarinya bantuan. Tunggu, dia tidak mengenaliku? Yang
benar saja.
“ Kau tidak mengenaliku?” Tanyaku polos.
“ I’m sorry i’m not.” Dia membungkukan badannya. “ Boleh
pinjam ponselmu? Aku harus menelepon seseorang.” Dia akhirnya memberanikan
diri.
Tanpa pikir panjang aku memberikan ponselku. Aku menatapnya
yang tampak sangat hapal dengan nomor yang diketiknya. Kalau dilihat lebih
dalam, wajahnya sangat cantik. Sepertinya dia tidak operasi sama sekali. Aku
tatap dia dari ujung kaki sampai ujung rambutnya. Dia tinggi dengan badan yang
agak berisi. Kulitnya tidak terlalu putih, tidak terlalu hitam juga. Tubuhnya
cukup bagus untuk jadi model.
“ Gomawo.” Dia menyerahkan ponselnya dan membuatku agak
terkejut. “ Kau tahu dimana ini?” tanyanya sambil menunjukan secarik kertas di
tangannya.
“ Itu satu jam dari sini. ingin kuantarkan?” Tawarku sambil
tersenyum.
“ Jika kau tidak keberatan.” Jawabnya menerima tawaranku.
Aku mengajaknya jalan ke dormku dulu untuk mengambil mobil.
Di dorm Suga dan Jin Hyung sudah menatapku tajam meminta penjelasan siapa yeoja
di sampingku. “ Nanti aku jelaskan, Hyung.” Ujarku dengan memaksakan senyumku.
Kami memulai perjalanan kami dengan mobilku. Di perjalanan
tidak ada pembicaraan sama sekali, hening. Ini sangat membuatku tidak nyaman.
Biasanya di Van kami selalu berisik dengan beribu kata.
“ Ah, kenapa kau ingin ke sana?” aku mencairkan suasana yang
sangat beku.
“ Untuk bertemu dengan seseorang.” Jawabnya singkat.
“ Oya, aku Jung Hoseok. Panggil aku J-Hope.” Aku
memperkenalkan diri.
“ Wait.” Dia berteriak pelan namun cukup mengejutkanku. “
Bangtan Boys?” Tanyanya sambil menunjukan telunjuknya ke arah wajahku.
“ Yes. Bangtan.” Aku tersenyum.
“ Aku pernah mendengar kakak dan adikku menceritakan tentang
Bangtan. Mmm, V dan Jungkook.” Dia mulai berani bercerita kepadaku.
“ Mereka menyukai kami?” aku heboh sendiri.
“ Ya.” Dia mengangguk sama hebohnya.
Akhirnya suasana mobil menjadi sangat cair dengan canda tawa
yang kami keluarkan. Setidaknya sering kali dia menggunakan bahasa Inggrisnya
yang membuatku harus berpikir sangat lama.
Aku merasa mobilku agak tidak enak. Tepatnya di belakang sebelah
kiri. Aku memberhentikan mobilku ke pinggir jalan, dan benar saja ban mobilku
bocor. Aku membuka bagasi mobil, hanya ada alat-alat untuk menservicenya saja.
Mana ban? Sepertinya aku harus menunda kata-kata satu jam.
“ Ada apa?” Tanyanya setengah berteriak.
“ Bannya bocor.” Balasku sambil menatap ban yang tidak
berdaya itu. “ di depan sana sepertinya ada yang menjual peralatan mobil. Kau
tunggu di sini, aku akan ke sana dulu!” aku berlari sambil pamit melalui
jendela yang terbuka di dekatnya.
Aku berlari menuju bengkel itu. aku menyerahkan kartu
kreditku untuk membayar ban yang sudah kubeli. Aku kembali dan menatap ke dalam
mobil. Dimana Laurent? Aku menaruh ban di samping mobil terlebih dahulu, lalu
berlari mencari Laurent.
Aku sudah berlari dan kembali ke mobil, tapi kudapati
Laurent belum kembali. Aku membenarkan bannya dulu, lalu menunggunya sambil
duduk di atas mobil. Dua puluh menit, dua puluh lima menit, kenapa dia belum
kembali juga?
“ Hoseok?” Seseorang mengejutkan lamunanku.
“ Laurent?” Balasku langsung memeluknya.
Aku masih memeluknya tanpa melepasnya sama sekali. Dia
tampak berusaha melepas pelukanku, tapi gagal karena aku terlalu erat
memeluknya. “ Jangan pergi tanpa seizinku lagi.” Aku mengacak-acak rambutnya.
“ Maksudmu?” Dia sedikit bingung dengan tingkahku.
“ Kau ini seorang turis asing di sini. memang kau hapal
jalan di sini? memang kau tahu keadaan di sini?” Aku berkata sedikit keras.
“ Kau benar. Terima kasih untuk memedulikanku.” Balasnya
sambil tersenyum tipis. Cantik. “ Ini aku membawa kopi untukmu.” Dia
menyerahkan satu cup kopi kepadaku.
Kami diam dulu sejenak untuk beristirahat. Aku tahu dia
masih kelelahan karena perjalanan di udara yang cukup lama tadi. Bahkan dia
sampai tertidur di rangkulanku.
Aku merasa seperti di drama dan film-film yang kutonton.
Seorang namja dan yeoja yang tidak sengaja bertemu lalu menjadi seorang
kekasih. Tidak peduli status, tidak peduli umur, dan tidak peduli kecaman dari
banyak orang. Apa aku akan merasakan hal-hal seperti di film itu?
“ Masih lelah? Atau ingin melanjutkan perjalanan?” aku
membenarkan jaketnya.
“ Ayo kita lanjutkan.” Jawabnya langsung turun dari atas
mobil.
Perjalanan kali ini menjadi tidak seheboh tadi karena
Laurent yang tidur sangat pulas. Mobil jadi bersuara karena aku memutar
lagu-lagu di mobil agar aku tidak mengantuk. Beberapa jam lagi akan ada banyak
petasan karena tahun baru. Sepertinya aku akan merayakan tahun baru di sana
saja.
Sepertinya kami sudah sampai di alamat yang ditunjukannya
tadi. Ini gedung besar, sepertinya ini kantor. Dan Paula Inc. Aku membaca kalimat itu. ini kantornya.
“ Sudah sampai.” Ucapku membangunkan Laurent.
Dia langsung terbangun dan keluar dari mobil. “ Ingin ikut
ke dalam? Ayolah.” Dia menarikku keluar mobil dan ikut ke kantornya.
Di gedung serba putih ini aku melihat sudah banyak orang di
dalamnya. Ada orang Korea juga. Sepertinya akan ada acara besar di sini.
terlihat jelas ada banyak makanan di sebelah kanan. Di tengah-tengah ruangan
ada panggung kecil.
“ Dan~” Laurent berteriak lalu langsung memeluk namja yang
dipanggilnya Dan itu.
Aku menatap kemesraan diantara keduanya. Bodoh sekali aku
percaya dengan film-film yang kutonton. Persetan, aku sudah menyukainya, aku
sudah jatuh cinta pada pandangan pertamaku.
“ Hoseok ini Daniel, Daniel ini Hoseok.” Dia memperkenalkan
kami berdua.
“ Bangtan?” Dan bertanya sambil menyalamiku.
“ Ya, benar.” Aku memasang senyum yang agak terpaksa.
“ kami akan membuka kerja sama antar negara kami dengan
Korea di tahun baru nanti. bisakah kau memberi hiburan?” Dan menepuk-nepuk
pundakku.
“ Dengan senang hati.” Aku tertawa sedikit untuk menutupi
rasa kecewaku.
Aku menaiki panggung dengan dandanan apa adanya. Aku
menyanyi dengan suara yang sebenarnya agak sedikit serak. Setidaknya dengan menyanyi
aku bisa menutupi rasa sakit hatiku.
Dalam pikiranku selalu terngiang kata-kata ini, ‘ 60 menit
bersamamu, 60 menit melihat tawamu, 60 menit berlalu, 1 menit aku merasa
sakit.’ Tidak seharusnya aku terlalu berharap kepada yeoja ini. yeoja yang jelas
sekali baru kukenal.
“ Whooaa, suaramu bagus.” Laurent menghampiriku di belakang
panggung.
“ Gomawo.” Aku membalasnya singkat. “ Daniel itu siapa?” Aku
memberanikan diri untuk memerangi perasaanku yang kecewa adanya.
“ Dia tunanganku. Kami berencana untuk menikah di Korea ini.
bisakah Bangtan menjadi special guest?” Laurent menjelaskan walau sebenarnya
itu malah membuat perasaanku semakin sakit.
“ Sebenarnya aku mau. Tapi harus menyesuaikan dengan
jadwalku.” Aku menggaruk tengkukku yang sebenarnya tidak gatal. “ Ini nomor
manager kami, hubungi saja dia.” Aku memberikan kartu nama manager kami.
“ Okay. Ayo makan.” Laurent menarikku ke tempat makan.
“ Aku harus pulang. Masih ada jadwal latihan.” Aku berbohong
sedikit.
Aku pamit dengan basa-basi terlebih dahulu dengan Dan.
Akhirnya dia membiarkanku pulang. Aku berjalan ke tempat parkir dan menatap
Laurent yang tampak bahagia dengan Dan. Mereka cocok. Memang siapa aku? Orang
yang baru dikenal dan tiba-tiba menyukainya. Bodoh.
***
Di dorm Suga dan Jin hyung masih menunggu di bar makan.
Wajahku aku tekuk karena aku masih merasa sakit hati. “ Jelaskan.” Suga hyung
membuyarkan ingatanku.
“ Menjelaskan apa?” aku menatap Suga hyung polos.
“ Yeoja itu.” Jin hyung membalas dengan memakan anggur di
mulutnya.
“ Ah, dia Laurent. Seorang Turis yang kehilangan
barang-barangnya.” Aku menjelaskan walaupun masih kurang detail.
“ Kau menyukainya?” Jin hyung menatapku lebih dekat lagi.
Suga hyung juga menatapku lekat dengan yogurt di tangannya.
“ Walaupun aku menyukainya, aku takkan bisa
memperjuangkannya.” Aku berbicara dengan sedikit menunduk.
“ Maksudmu?” Suga hyung menjadi penasaran dengan
perkataanku.
“ Dia sudah tunangan. Menyedihkan.” Aku mengambil anggur
dari tangan Jin hyung.
Suga dan Jin hyung langsung menggelengkan kepalanya
menatapku yang menjadi sangat lemah.
Baru saja aku akan melangkah ke kamar, tiba-tiba Monnie
keluar dengan memegang ponsel di tangannya. “ tanggal 6 Januari nanti kita
harus menyanyi di pernikahan Daniel, dia pemilik Dan Paula inc.” Aku terdiam di dekat pintu ketika mendengar nama
Daniel.
aku memasuki kamar. Dan kutatap Jungkook, V, dan Jimin
sedang asyik bermain di iPadnya. Aku terlalu sedih, jadi aku langsung menaiki
ranjangku dan menutupi wajahku dengan selimut.
***
Tuxedo putih sudah terpasang di badanku dan member Bangtan
lainnya. Laurent benar-benar serius dengan omongannya. Dia memaksa Dan untuk
mengundang kami ke acara pernikahannya.
Aku menatap Laurent dan Dan sudah menaiki alter dan mengucap
janji suci mereka. Tanpa aku perintahpun air mata sudah keluar dari mataku. Aku
benar-benar jatuh cinta kepadanya. Ini gila.
Suga hyung menatapku lalu memberikan sapu tangannya.
Tangannya menepuk-nepuk tanganku yang lain agar aku tabah melihatnya. “ Tuhan
punya rencana lain.” Suga menenangkan hatiku dengan senyum khasnya.
Aku mengangguk lalu menghapus air mataku. Ya, Tuhan punya
rencana lain yang pasti lebih indah dari yang kita inginkan.
Kami menaiki panggung dan aku berdiri di dekat pemain piano.
Sesekali kami harus berinteraksi dengan pemain piano. Kutatap pemain piano itu,
DEG. Tatapannya lebih indah daripada Laurent. Ternyata ini rencana Tuhan.
Dibalik panggung aku langsung mengajak pemain piano itu
berkenalan. “ Hoseok imnida.” Aku menyalami tangannya.
“ Aku Youngie. Senang bisa berkenalan denganmu.” Dia
membalas salamku sambil merapikan rambutnya. Cantik.
~~FINISH~~
No comments:
Post a Comment